Brilio.net - Menurut sebuah studi terbaru dalam Journal of Clinical Oncology disebutkan bahwa steak, sayuran kaleng, gula, produk susu, adalah jenis makanan dan minuman pemicu kanker. Bahkan kini buah jeruk juga diklaim dapat memicu penyakit berbahaya itu. Duh! Rasanya makin hari makin banyak saja makanan yang seolah-olah perlu dihindari karena dapat memicu kanker. Ya nggak? Namun, jika menghindari banyak makanan yang terkait dengan kanker, mungkin kita hanya akan minum air putih dan makan seledri. Nggak enak banget kan?
Literatur ilmiah dan juga media sudah terlalu sering menunjukkan laporan mengenai zat-zat karsinogen yang mengintai di sekitar kita. Sebenarnya hal ini wajar, mengingat sampai saat ini para ilmuwan belum menemukan jawaban mengapa seseorang bisa terkena kanker.
"Seringkali pasien ingin tahu apakah ada sesuatu yang mereka lakukan yang bisa menyebabkan terkena kanker," kata Schoenfeld, seorang dokter di Dana-Farber Cancer Institute dan asisten profesor di Harvard Medical School.
"Meski beberapa faktor gaya hidup juga terkait dengan kanker, misalnya merokok, masih banyak zat penyebab kanker (karsinogen) lainnya yang belum diketahui," tambahnya, seperti dilansir brilio.net dari Men's Health, Kamis (17/9).
Akibatnya, kebanyakan orang akhirnya lebih percaya pada berita atau informasi yang beredar di internet yang belum jelas informasi atau penelitian yang mendukung mengenai penyebab kanker. Mereka lebih suka memercayai informasi tersebut ketimbang memerhatikan faktor yang secara signifikan memang bisa menurunkan faktor risiko kanker, yaitu dengan menurunkan berat badan pada orang yang kegemukan, berhenti merokok, dan nggak minum alkohol secara berlebihan.
Nah, untuk mengurangi kebingungan masyarakat, Schoenfeld dan John Ionanidis, pakar di bidang riset medis, melakukan kajian ilmiah di balik klaim karsinogen untuk mengetahui apakah memang yang kita makan terkait dengan kanker.
Mereka secara acak memilih 50 makanan atau minuman. Mulai dari wine, gula, daging sapi, gula, hingga tomat, lalu mengumpulkan berbagai hasil penelitian yang menguji kaitan makanan itu dengan kanker. Hasilnya, hampir 80 persen dari makanan itu terkait dengan kanker dalam berbagai cara.
Akan tetapi, ketika peneliti mendalami lagi, banyak hasil penelitian itu yang dipertanyakan. Salah satu masalah utama dari studi-studi tersebut adalah inkonsistensi. Misalnya, sebagian hasil studi menunjukkan bahwa kopi dapat meningkatkan risiko kanker, tetapi ada beberapa hasil studi lain yang menunjukkan kopi bisa mengurangi risiko kanker. Nah lho, bikin bingung kan nggak sih?
Hal yang sama juga ditemukan pada wine, telur, jagung, susu, dan keju. Semakin banyak data yang dikumpulkan mengenai suatu makanan, semakin terlihat bahwa hal itu nggak ada dampaknya pada risiko kanker.
Namun, ada beberapa jenis makanan yang memiliki hasil konsisten. Misalnya bacon, daging sapi, gula, dan garam. Namun, dalam kasus ini penelitian cenderung melihat pada orang yang mengasup makanan ataupun minuman tersebut dalam jumlah besar. Peningkatan risikonya juga sangat kecil, kurang dari satu persen.
Bandingkan tindakan itu dengan merokok, yang meningkatkan risiko kanker paru sampai 1.500 persen menurut Centers for Disease Control and Prevention. Atau masalah kegemukan yang bisa meningkatkan risiko kematian akibat kanker sampai 52 persen, menurut American Cancer Society.
Jadi, dengan kata lain, jangan terlalu takut berlebihan untuk mengonsumsi makanan yang disebut-sebut memicu terjadinya kanker. Tapi mesti diingat juga untuk tetap membatasi dan mengimbangi dengan pola hidup sehat.
"Jika kamu ingin mengurangi risiko terkena kanker, kamu bisa membatasi asupan makanan yang secara konsisten terkait dengan kanker. Namun, lebih baik pastikan bahwa kamu melakukan usaha yang lebih besar terhadap sesuatu yang efeknya lebih nyata, yaitu jangan merokok, nggak minum alkohol berlebihan, dan menjaga berat badan untuk tetap sehat," imbuh Schoenfeld.
Nah, kamu siap mengubah pola hidupmu nggak? Yang paling penting, pilihlah selalu makanan yang sehat, olahraga teratur dan istirahat yang cukup. Kesehatanmu lho!
BACA JUGA :
Kabar gembira, pengobatan kanker makin efektif jika ditambah aspirin