Brilio.net - Lingkungan sangat mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang. Coba deh kamu amati diri kamu sendiri. Pasti kamu akan bahagia terus jika berteman dengan orang-orang yang suka tersenyum dan santai. Hal ini akan berbeda jika kamu berteman dengan orang yang suka galau. Mau tidak mau kamu juga ikut ketularan galau juga. Hal ini akan berlaku sama jika kamu dikelilingin oleh orang stres.
Dikutip brilio.net dari Wall Stress Journal, Selasa (28/4), mengungkapkan bahwa stres bisa menular ke orang lain. Kajian bagaimana stres bisa menular ini sudah diinvestigasi oleh PLOS One di tahun 2009. Stres ternyata menular melalui keringat.
Jadi, bau keringat orang stres bisa meningkatkan tegangan alarm emosional pada otak melalui udara. Bau keringat orang stres yang kamu cium mampu mengaktifkan amigdala (bagian otak yang bertanggung jawab soal emosi). Jadi, lebih baik menghindari orang stres jika kamu tidak ingin ketularan. Wah!
Untuk membuktikannya, sang peneliti melibatkan 32 orang untuk mencium bau keringat orang yang telah melakukan sky-diving dan orang yang lari di lintasan treadmil tanpa tekanan. Keringat yang dihasilkan dari dua aktivitas tersebut memang sama-sama tidak enak baunya. Akan tetapi, responsnya berbeda. Hal ini dikarenakan keringat yang dihasilkan orang yang melakukan sky-diving diproduksi dalam kondisi yang tegang sementara keringat yang dihasilkan orang lari tidak.
Studi dari State University of New York di Amerika juga mengonfirmasi bahwa bau keringat orang stres merupakan ancaman karena orang tersebut lebih fokus ke ekspresi muka orang yang sedang stres. Jadi, jika kamu sering stres setiap harinya cobalah tengok orang di sekitar kamu.