Brilio.net - HIV/AIDS menjadi virus paling mematikan dengan jumlah kematian mencapai 5.500 jiwa per tahun. Akibatnya, penyakit AIDS menjadi momok yang tidak asing lagi bagi masyarakat. Hingga tak jarang masyarakat menjauhi para pengidap HIV/AIDS.
Virus yang telah menular ini sangat mengkhawatirkan. Penularannya paling besar akibat perilaku seks bebas dan menyimpang. Beredarnya mitos-mitos negatif di masyarakat juga membuat para pengidap HIV/AIDS/AIDS menjadi terkucilkan.
Nah, berikut 7 fakta dan mitos tentang HIV/AIDS/AIDS yang berhasil brilio.net rangkum dari berbagai sumber, Jumat (27/11).
1. HIV/AIDS bisa diketahui gejalanya
BACA JUGA :
Penelitian terbaru WHO: TBC jadi penyakit paling mematikan setelah HIV
foto: dw.com
Faktanya, beberapa orang tidak akan menunjukkan tanda-tanda HIV/AIDS selama jangka waktu tertentu setelah terinfeksi. Diah Arvianti, pengurus LSM Victory dalam Jambore Perempuan Istimewa 2015 menjelaskan bahwa HIV/AIDS itu dibagi dalam beberapa stadium layaknya penyakit kanker. Pada stadium 1, virus HIV/AIDS tidak akan memperlihatkan tanda apa pun dalam waktu sampai 6 bulan.
Ini terjadi karena belum terbentuk antibodi dalam tubuh. Walaupun belum ada tanda-tanda tapi HIV/AIDS sudah bisa menular pada tahap ini. Kemudian naik menjadi stadium 2, di mana mulai memperlihatkan tanda seperti ISPA, Dermatitis, dan jamur pada kuku. Kemudian pada tahap ketiga ini orang bisa disebut terjangkit AIDS, dengan tanda-tanda seperti berat badan yang mulai turun drastis. Dan yang terakhir adalah stadium 4, di mana si penderita sudah mulai sangat lemah. Satu-satunya cara paling efektif untuk mengetahui seseorang terjangkit HIV/AIDS atau tidak adalah dengan uji laboratorium, bukan dengan gejala.
2. Terjangkit HIV berarti mengidap AIDS
Ini mitos, karena seperti penuturan Diah Arvianti yang berkecimpung di dunia penanggulangan HIV/AIDS, virus HIV akan berubah menjadi penyakit AIDS ketika memasuki tahap stadium 3. Pada tahap ini kondisi penderita HIV/AIDS sudah mulai memburuk, seperti berat badan yang mulai turun drastis dan munculnya jamur di lidah sebagai tanda umum terkena AIDS. Tapi sebelum memasuki stadium 3, penderita HIV/AIDS masih dapat ditolong dengan obat dan pola hidup yang lebih sehat sehingga virus HIV dapat ditekan perkembangannya.
3. HIV/AIDS tidak menular melalui kontak fisik
Ini benar, kamu tidak akan tertular virus HIV dengan cara memeluk, menggunakan handuk yang sama, atau minum dari gelas yang sama. HIV/AIDS hanya menular melalui 4 carian, yaitu darah, air susu ibu, cairan vagina, dan cairan mani.
"Virus HIV/AIDS tidak akan menular melalui kontak fisik seperti bersalaman, berpelukan, dan lain-lain. Saya harap ini bisa disampaikan dengan baik kepada masyarakat agar pengidap HIV/AIDS tidak semakin terkucilkan," ungkap Diah, wanita yang sejak 2007 bergabung dengan LSM Victory.
4. Hubungan seks aman jika sesama pengidap HIV/AIDS
BACA JUGA :
Puluhan tahun diteliti, vaksin untuk AIDS akhirnya sudah ditemukan
Faktanya, karena sama-sama menderita HIV/AIDS bukan berarti tidak perlu menggunakan alat kontrasepsi. Alat kontrasepsi dapat membantu melindungi dari penularan HIV/AIDS dari sesama penderita, karena mungkin pasangan yang menderita HIV/AIDS resisteni terhadap obat anti HIV/AIDS pasangannya.
"Pasangan yang sama-sama terjangkit HIV/AIDS tetap harus menggunakan alat kontrasepsi. Ini dilakukan karena karakter virus tiap penderita bermacam-macam dan berbeda-beda," tutur Diah.
5. Siapa pun berisiko mengidap HIV/AIDS
Ini fakta, sekitar 170.000 hingga 210.000 orang Indonesia mengidap HIV/AIDS dan terus bertambah. Siapa pun bisa terjangkit HIV/AIDS baik pria, wanita, anak-anak, gay, atau seks normal.
"Tanpa program penanggulangan yang baik, 35-40 persen ibu dapat menularkan HIV/AIDS kepada anak yang dikandungnya," terang Diah.
6. Harapan hidup hanya beberapa tahun bagi pengdidap HIV/AIDS
foto: dw.com
Ini mitos, karena menurut Diah, penderita HIV/AIDS tidak bisa divonis dengan parameter waktu seperti layaknya penderita kanker. Hal itu tergantung usaha dan kemauannya penderita itu sendiri. Penderita HIV memiliki pengalaman yang berbeda. Beberapa orang akan segera menderita AIDS dalam beberapa bulan saja karena virus HIV yang sangat cepat melemahkan sistem kekebalan tubuh mereka. Tapi ada banyak juga yang dapat hidup selama puluhan tahun dengan HIV/AIDS dan memiliki harapan hidup normal.
7. Kanker kulit lebih sering terjadi pada pengidap HIV/AIDS
foto: health.com
Sebuah studi pada 2013 yang diterbitkan dalam Journal of National Cancer Institute mengungkapkan bahwa kanker kulit non-melanoma (karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa) terjadi dua kali lebih sering pada penderita HIV/AIDS. Kabar baiknya adalah bahwa kanker itu dapat diobati relatif mudah dengan penanganan sedini mungkin.