Brilio.net - Waspada, itulah yang harus kamu perhatikan saat kamu tiba-tiba disebut oleh orang tak dikenal sebagai pemenang hadiah dari undian atau kuis.
Bukan tanpa alasan, pasalnya salah seorang netter dengan nama akun Adi, pernah mengalami kasus yang hampir menipunya tersebut. Minggu, (6/12), Adi menceritakan bagaimana modus halus penipuan tersebut menimpanya. Bahkan ia terkaget-kaget karena kejadian ini ia alami saat sedang di sebuah mall di Bekasi, Jawa Barat.
Adi menceritakan awalnya ketika dirinya sedang berjalan-jalan di mall, tiba-tiba ia diberi selebaran yang Adi kira itu hanya seseorang yang sedang bagi-bagi brosur produk. Namun ketika brosurnya diambil dan mulai dibaca, brosur tidak dilepas dari tangan pemberi brosur, malah ditarik perlahan-lahan dan pemberi brosur mulai mengajak bicara.
Oknum pemberi selebaran itu mengatakan ada nomor dan ia meminta Adi untuk melihat nomornya dan mengatakan apakah Adi mendapat hadiah atau tidak. Adi sudah menduga pasti akan ada nomor yang cocok sesuai hadiah.
"Hasilnya sudah bisa dipastikan, pasti nomornya dapat hadiah," kata Adi seperti dikutip brilio.net, Rabu (9/12), dari akun Facebooknya.
Tak ada hujan, tak ada angin, tak ada promo, tak ada nama toko, tak ada sponsor, dan dengan orang yang tidak dikenal. Tiba-tiba ada orang yang memberi hadiah dengan gratis. Adi menilai hal tersebut tidak masuk akal.
Oknum penyebar brosur mengatakan hadiah tersebut merupakan "promo toko kami", tapi Adi tak menemukan pencantuman nama toko mereka. Namun Adi sengaja mengikuti permintaan oknum penyebar brosur untuk menelisik bagaiama mereka beraksi menipu pengunjung mall.
Penyebar brosur meminta Adi duduk dan menggosok brosur tadi sembari memintanya duduk di meja yang sudah mereka siapkan. Benar adanya, setelah brosur digosok, Adi diminta mencocokkan nomor di brosur dengan nomor yang ada di list. Dan memang benar, nomor tersebut memang cocok dengan nomor hadiah yang tertera.
BACA JUGA :
Waspadai modus penipuan 'salah transfer' ini, jangan terjebak!
Tidak langsung mendapatkan hadiah. Adi justru ditawari bahwa dirinya berkesempatan mendapat hadiah lebih dengan membuka satu brosur lagi dan disuruh cek lagi. Brosur kedua ini isinya semacam bintang-bintang dari bintang 3 sampai bintang 5.
Tiap bintang menandakan seseorang mendapat 1 hadiah gratis. Seperti biasa, pas digosok, pegawai penyebar brosur ini berpura-pura tidak melihat. Ketika sudah digosok, Adi ternyata mendapat bintang 5.
Percakapan Adi dengan pegawai penyebar brosur pun kembali terjadi.
Adi: Nih, sudah saya gosok
Pegawai: Dapat berapa bintang mas?
Adi: Bintang 5, trus bagaimana?
Pegawai: Yang benar?
Adi: Iya, nih liat sendiri
Pegawai: Enggak mungkin, paling tinggi hanya bintang 4. Sebentar, saya konfirmasi ke manajernya dulu.
Pegawai itu pun bergegas mengambil handphone lalu menelepon sambil berpura-pura syok dengan bintang lima yang adi dapatkan.
"Hallo pak, kita ada nggak hadiah bintangnya 5?"
"Apaaa? Special??"
"Cuma satu-satunya?"
"Iya, orangnya ada di sini"
"Sebentar ya pak"
Lalu pegawai itu menyerahkan HP-nya dengan dalih manajer ingin berbicara langsung kepada pemenang. Tapi karena Adi sudah tau hal itu cuma rekayasa, Adi hanya mendengarkan sebentar lalu mematikan telepon dengan alasan sinyalnya mati.
Pegawai: Jadi begini, 5 bintang itu artinya mas berkesempatan memilih 5 hadiah yang disediakan
Adi: Gratis?
Pegawai: Semuanya gratis
Adi: Benaran ga bayar 1 sen pun
Pegawai: Tidak ada bayaran 1 sen pun
Begitulah kira-kira pegawai tadi meyakinkan korbannya. Akhirnya Adi pun memilih 5 hadiah yaitu dispenser, rice cooker, jam dinding, blender dan hairdryer. Pegawai kembali meyakinkan bahwa masing-masing hadiah mereka harganya mahal-mahal. Pegawai kemudian meminta KTP Adi sembari menanyakan apakah hadiahnya ingin dibungkus menjadi satu.
Adi menyadari bahwa sebenarnya ini semacam trik psikologi supaya rasa menginginkan barang itu semakin tinggi. Tapi karena dari awal menyadari bahwa itu penipuan halus, cara tersebut tidak begitu berpengaruh bagi Adi.
Setelah itu adi diajak pegawai tersebut untuk menyelesaikan administrasi. Pegawai itu meyakinkan bahwa hadiah yang dia pilih tadi tetap gratis. Namun setelah masuk ke sebuah ruangan di mall tersebut Adi diminta membayar proses administrasinya saja. Tapi adi terkaget dengan nominal yang harus dibayarnya yang ternyata lumayan besar. Yaitu sekitar Rp 1.500.000.
Adi pun marah dan kemudian mengomeli pegawai itu. Adi geram karena ternyata sudah banyak korban yang mau membayar biaya administrasi tersebut. Padahal jika dihitung-hitung hadiah yang mereka berikan tidak semahal biaya administrasi. Karena berasal dari merek yang tidak jelas.
Adi mengatakan biasanya korban adalah orang-orang pulang kerja atau kuliah dengan muka lelah, jadi jika ada orang terlihat capek, bawa tas dengan bawaan berat, pake baju standar kerja atau kuliah, pasti akan ditawari. Tapi kalau memakai pakaian casual, wajah fresh dan wangi, tidak akan dilirik.
Dan ternyata, dari 4 brosur yang Adi dapatkan, semuanya bernomor 557885. Nomor undian berhadiah yang diletakkan di bagian pojok kanan bawah. Ini sebenarnya trik psikologi secara alami, karena ketika mencari nomor yang cocok di dalam list daftar hadiah, seseorang cenderung memulainya dari pojok kiri atas dan berakhir di pojok kanan bawah. Sehingga semakin lama mencari, begitu dapat rasa gembiranya akan makin tinggi, makanya sengaja ditaruh di sisi paling terakhir.
"Sangat dipersilakan yang mau ngerjain oknum-oknum tersebut, minimal hunting brosur mereka. Minimal dari tiap 1 brosur tipu-tipu yang didapatkan, berarti kita sudah membantu 1 orang untuk tidak ditipu," pungkas Adi dalam ceritanya.