1. Home
  2. »
  3. News
1 Juni 2015 20:35

Berkreasi membuat tong sampah unik, napi Pekalongan kebanjiran order

Tong sampah serbaguna itu kini banyak diminati masyarakat. Tak hanya di Pekalongan, melainkan kota lain seperti Tangerang, Jombang, dan Jakarta. Irwan Khoiruddin

Brilio.net - Di kalangan masyarakat, narapidana (napi) dipandang sebelah mata. Mereka dianggap sebagai orang yang jahat dan bahkan acapkali label tersebut masih disematkan meski mereka telah keluar dari Lapas.

Tapi siapa sangka, napi di Lapas 2 Pekalongan ini justru menjadi "penolong" warga. Lewat karya mereka dari balik penjara, para napi menghasilkan tong sampah nan menarik untuk digunakan warga. Kemampuan mereka ini didapat dari pelatihan kerajinan yang napi terima di dalam Lapas. Tong sampah yang mereka buat memiliki motif batik dan animasi.


Anang Saefullah, seorang pegawai di Lapas tersebut kepada brilio.net, Senin (1/6) menuturkan, tong sampah serbaguna itu kini banyak diminati masyarakat. Tidak hanya di Pekalongan, melainkan kota lain seperti Tangerang, Jombang, bahkan Jakarta. "Kan orang Pekalongan banyak juga yang tinggal di kota lain, jadi mungkin mereka kangen dengan nuansa batik asal kampung halamannya. Karenanya mereka rela memesan, meski dari jauh," kata Anang.

Kegiatan napi tersebut berawal pada Oktober 2014, saat sebuah stasiun TV lokal, Batik-TV, mengadakan pelatihan membatik kepada para napi. Latihan tersebut dimaksudkan untuk memberdayakan serta menggali potensi para napi, sekaligus mengangkat budaya lokal Pekalongan sebagai Kota Batik.

Setelah pelatihan itu, Anang melihat banyak bakat napi yang potensial untuk bekal mereka setelah keluar dari Lapas. Melihat hal tersebut, ia beserta jajaran Lapas memutuskan untuk terus mengembangkan potensi tersebut. "Akhirnya kami dan beserta jajaran Lapas menganggarkan modal untuk memproduksi tong sampah yang desain dan animasinya dilukis oleh para napi," jelas Anang.

Tak disangka, produk yang dipamerkan di ajang Pekan kreatif Nusantara di Pekalongan tersebut banyak diminati masyarakat. Selain memang tong sampah memang dibutuhkan, desain dan grafik yang dibuat memang sangat menarik.

Bukan hanya itu, lanjut Anang, para napi di Lapas ini juga bersedia membuat tong sampah sesuai desan yang diminta pelanggannya. "Awalnya memang desain lukis tong sampah hanya batik, namun kini sudah berkembang ke desain animasi juga," imbuhnya.

Wajar saja jika para napi tersebut kebanjiran order. Apalagi tong sampah tersebut dibandrol dengan harga yang relatif murah. Anang menyebut, untuk tong sampah ukuran 30 liter dihargai Rp 100.000, adapun untuk ukuran 45 liter dengan harga Rp 125.000 dan untuk ukuran 60 liter seharga Rp 200.000.

Ia menambahkan, tong sampah tersebut akan terus dikembangkan, sembari terus menggali para potensi penghuni Lapas. "Biasanya para pemesan menghubungi saya melalui Facebook saya, Annang Saefulloh," ujarnya sambil tesenyum.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags