Brilio.net - Tak sangka taman bacaan masyarakat Cakruk Pintar yang didirikan oleh Muhsin Kalida (45) pada tahun 2003 yang lalu di Dusun Nologaten, Caturtunggal, Sleman, Yogyakarta kini semakin berkembang. Perjuangan yang tidak mudah tersebut, bahkan pernah dilempari batu oleh warga yang tidak setuju dengan pembangunan perpustakaan tersebut kini telah berbuah manis.
TBM ini mendapat penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Di samping itu perpustakaan yang dikelola Muhsin ini sudah banyak dikunjungi banyak tenaga pendidik bahkan banyak mahasiswa asing dari berbagai negara yang sedang berkunjung ke Yogyakarta.
Gerakan literasi yang digaungkan Muhsin yang cinta membaca ini, tak berhenti ketika masyarakat sudah mulai suka membaca. Dia ingin lebih jauh lagi bergerak dengan memberdayakan masyarakat. Ilmu yang didapat dari buku-buku yang dibaca warga mampu membekali mereka untuk melangkah maju.
Muhsin menyebutnya tridaya atau tiga pemberdayaan. Kehidupan masyarakat di Nologaten memang bergerak maju. Pemberdayaan ekonomi yang diusung TBM Cakruk Pintar, membuat sejumlah warga di kampung ini punya kegiatan usaha kecil untuk meningkatkan penghasilan keluarga
"Di bawah koordinasi istri saya, perempuan warga dusun bisa mengembangkan usaha katering bersama. Program kewirausahaan TBM Cakruk Pintar berhasil melahirkan 40 pedagang pecel lele yang tersebar di banyak tempat," terang bapak dua anak ini kepada brilio.net Senin (24/8)
Pengembangan kewirausahaan ini diperkuat lewat kegiatan zikir entrepreneurship. Pada kesempatan ini, dijadikan ajang untuk silaturahim dan berdoa bersama bagi keberhasilan usaha yang dikembangkan warga.
Tridaya yang berkaitan dengan lingkungan sudah terbukti dengan berhentinya kebiasaan masyarakat membuang sampah di sungai. Lingkungan jadi asri, air sungai yang jernih bisa dimanfaatkan untuk membangun kolam ikan yang memberikan pendapatan bagi warga. Ada 15 kolam ikan yang dikelola warga dengan dukungan TBM Cakruk Pintar.
Tridaya yang ketiga yakni peningkatan sumber daya manusia. TBM Cakruk Pintar punya beragam aktivitas yang menyenangkan dan memberdayakan. Ada program kepemimpinan, bengkel menulis, penerbitan, dan beragam aktivitas kreatif lainnya yang menyasar siswa, mahasiswa, guru, maupun masyarakat umum.
Muhsin juga menggagas wisata literasi ke Malaysia yang diikuti pegiat TBM dari berbagai daerah. Jaringan Mushin yang baik dengan Perpustakaan Nasional di Malaysia dimanfaatkan untuk belajar mengembangkan perpustakaan berbasis komunitas.
"Ketika kita ingin melakukan sesuatu yang berguna untuk masyarakat, maka lakukanlah tanpa setengah-setengah, lakukan dengan serius dan sepenuh hati," pungkas Muhsin