1. Home
  2. »
  3. News
15 Mei 2015 15:10

Cerita Djimsan Santoso, sudah 14 tahun bersahabat dengan kelinci

Dia tahu betul soal seluk beluk karakter kelinci hingga bisa sukses mencari uang berkat hewan lucu itu. Ahada Ramadhana

Brilio.net - Paguyuban Peternak Kelinci Sleman milik Djimsan Santoso yang terletak di Jalan Kaliurang km 19, Dusun Purwodadi, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta, sudah berdiri selama 14 tahun. Mengikuti peternakan ini, satu tahun kemudian Djimsan mendirikan warung yang menu utamanya berupa olahan daging kelinci seperti sate kelinci, tongseng kelinci dan nasi goreng kelinci, yang dimaksudkan menampung kelinci-kelinci ternak para anggotanya.

Namun dalam perjalanannya ternyata warungnya itu juga menerima kelinci dari beberapa daerah di luar Jogja. Djimsan mengungkapkan, dia bersedia membeli daging kelinci dengan harga lebih mahal daripada harga pasaran.

"Jadi, seolah-olah kita sedang beternak di mana-mana" kata pria asli Yogyakarta ini saat ditemui brilio.net, Kamis (15/5).


"Dulu sempat sampai berdiri pasar kelinci di sini. Kalau sekarang bukan sudah nggak ada, tapi pasarnya pindah ke rumah masing-masing," tutur ayah 5 anak ini.

Kini per kilogram daging kelinci dihargainya Rp 30.000. Menurut dia, biasanya 3 kilogram daging kelinci bisa dioleh menjadi 8 porsi, dan di warungnya per hari bisa memotong 8-15 ekor. Pertumbuhan kelinci potong dalam satu tahun bisa beranak sekali dan tiap beranak bisa 3 ekor.

Djimsan menjelaskan, pengelolaan yang harus diperhatikan antara lain manajemen makan, manajemen kandang, manajemen kesehatan. "Makan biasa dua kali sehari tiap pagi sama sore. Kadang kita kasih jagung, wortel, kadang juga rumput liar."

Bedanya pengelolaan oleh orang kampus sama orang kampung, jika orang kampung orientasinya hasil tanpa merasa perlu tahu proses. Nah, kalau orang kampus mereka mau tahu proses, bagaimana pertumbuhannya, dsb. Djimsan mengungkapkan, kelinci perlu diperhatikan betul-betul.

"Kita merawat kelinci kayak kita jadi kelinci. Kita perhatikan makannya, kalau nggak mau makan kenapa, kita cari penyebabnya. Kalau orang yang mindsetnya hasil, mereka nggak mau tahu yang kayak gini. Nah, kalau kita jadi diagnosa sendiri nanti kita kasih perawatan sendiri," paparnya.

Untuk kelinci hias bisa dijual sekitar Rp 250.000 hingga mencapai jutaan. Yang mempengaruhi harga kelinci hias antara lain adalah keaslian jenis (lokal, impor atau persilangan), warna bulu (berapa macam), tebal bulu, serta besar kecilnya.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags