Brilio.net - Sejumlah karyawan yang bekerja di Menara Cakrawala yang kemarin mendengar dan melihat terjadinya bom, pagi ini Jumat (15/1) ada datang ingin melihat kantor mereka. Ada yang ingin mengambil barang-barang mereka yang tertinggal, ada penasaran dengan keadaan pasca bom sekaligus untuk melihat kepastian kapan akan masuk kerja serta hanya melihat keadaan sekeliling.
Salah satu saksi sama yang melihat kejadian bom adalah Ardilah Ayu (25 tahun), karyawan Burger King yang letaknya bersebelahan dengan Starbuck. Pagi ini dia datang untuk melihat kondisi Burger King, tempat dia bekerja.
Karyawan yang sudah bekerja selama 3 tahun ini menyebutkan bahwa saat bom terjadi dia sedang melayani pengunjung Burger King. Pada saat yang sama, ada lima temannya yang sedang nongkrong di Starbuck. Saya mendengar bom dan teriak. Saat itu saya langsung ingat teman yang sedang nongkrong di Starbuck, kata Ardilah.
BACA JUGA :
Foto-foto ini ungkap persiapan terduga pelaku teror sebelum beraksi
BACA JUGA: Pria penjual sate ini buktikan Jakarta tak takut aksi teror, salut!
Tiga dari lima temannya menjadi korban luka dan dibawa ke rumah sakit terdekat. Di antaranya ada luka di kepala dan kaki. Saya pagi ini datang ke sini karena ingin tahu keadaan setelah terjadinya bom kemarin. Saya sebenarnya juga masih shock dengan kejadian kemarin. Apa mau mereka, sehingga melakukan ini. Mereka tidak punya otak, tidak punya agama, tidak punya moral, ujar gadis berjilbab ini dengan bibir gemetar.
Karyawan lain yang datang pagi ini adalah Novi (34 tahun), karyawan Bank Permata yang berada di sebelah pintu utama Menara Cakrawala atau bersebelahan dengan Burger King. Dia menceritakan bahwa saat bom meledak, dia menyangka hanya ada latihan. Dia baru mengerti keadaan setelah ada alarm berbunyi. Saat itu saya sedang serius bekerja dan sedang menerima telepon dan tidak langsung menyadari kalau itu adalah bom, kata Novi yang mengaku ikut berlari ke pintu belakang Menara Cakrawala.
Pagi ini dia hendak masuk ke kantornya, karena ingin mengambil barang-barangnya yang tidak sempat dibawa. Saat keluar, saya hanya membawa HP yang dipegang. Sementara yang lainnya, seperti semua kartu identitas masih di kantor, kata Novi yang hari ini terpaksa tidak bisa masuk mengambil barang di kantor karena masih belum diperbolehkan masuk oleh petugas keamanan.
Melihat keadaan Gedung Cakrawala juga dilakukan oleh Susumu Yoshida, Secretary General The Jakarta Japan Club. Saat kejadian Yoshida sedang berada di kantornya yang terletak di lantai 4 Gedung Cakrawala. Saat mendengar bom dia memerintahkan semua stafnya untuk menyelamatkan diri.
BACA JUGA :
Bukannya takut, warga Jakarta malah selfie dan ajak bayi ke Sarinah