Brilio.net - Giriloyo merupakan salah satu dusun yang berada di bawah kaki perbukitan Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Perbukitan Imogiri terkenal sebagai kawasan pemakaman para raja-raja Mataram. Giriloyo dapat diakses dari pusat kota Yogyakarta selama 25-30 menit. Kawasan Giriloyo terkenal juga dengan hasil kerajinan batik tulis yang bernilai seni tinggi. Hampir seluruh batik tulis yang digunakan keluarga Sultan berasal dari kampung tersebut.
Suasana khas pedesaan masih mudah dijumpai di sepanjang jalan menuju Giriloyo. Desa ini menjadi pusat perajin batik di Jogja, tempat berburu batik tulis yang berkualitas dan juga tempat belajar membatik. Batik sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka sekaligus menjadi bagian penghasilan ibu-ibu.
BACA JUGA :
Di Desa Giriloyo, anak-anak umur 6 tahun sudah mahir membatik
"Dulunya hampir seluruh kepala keluarga di kampung ini bekerja sebagai abdi dalem Keraton Yogyakarta, dari situlah kerabat kraton memberikan pekerjaan kepada para istri abdi dalem untuk membatik bagi keluarga kerajaan," jelas Ida kepada brilio.net, Jumat (21/8).
Memang tidak ada catatan sejarah yang mengungkap dengan pasti kapan kerajinan batik mulai masuk ke Giriloyo. Namun sejak penduduknya banyak berprofesi sebagai abdi dalem, sejak saat itulah kerajinan batik berkembang di Giriloyo hingga hari ini. Keterampilan dari ibu-ibu yang ada di Giriloyo memang tidak diragukan lagi jiak menyangkut membatik.
BACA JUGA :
Ampas teh bisa untuk pewarna alami batik, mahasiswa ini jagonya!
Tidak hanya itu, Giriloyo menjadi paguyuban batik paling berprestasi di Indonesia. Paguyuban batik ini telah berhasil membuat dua rekor dunia dengan waktu yang bersamaan pada tahun 2007. Rekor Dunia yang berhasil dibuat adalah pembuat batik tulis pada kain selendang dengan ukuran terpanjang dan pembuat tas belanja batik tulis terbesar.
Selain prestasi rekor dunia, paguyuban Giriloyo juga mendapatkan penghargaan dari Time Achievment Award dalam kategori Confident with Beautiful Batik. Untuk prestasi nasional pun paguyuban Giriloyo tidak ketinggalan, berbagai kegiatan pameran internasional juga selalu diikuti.
"Batik tulis di sini tidak hanya dijual di pasar nasional, banyak juga yang diekspor ke luar negeri seperti Eropa dan negara-negara Asia lainnya," tandas Ida.