Brilio.net - Selama 17 tahun terakhir ini bukanlah tahun-tahun yang mudah bagi Dewi Yulita Krisnawati (43). Bagaimana tidak, belasan tahun dia hidup bersama lima kanker yang silih berganti menggerogoti tubuhnya. Mulai dari kanker tiroid hingga kanker otak. Kepada brilio.net beberapa waktu lalu, dia mengisahkan perjuangannya yang luar biasa itu.
BACA JUGA :
Pakai berlian untuk melawan kanker
1. Kanker tiroid
Kanker mulai menggerogoti saat ibu dua anak itu berusia 26 tahun. Saat itu tahun 1997, Dewi mendapati ada benjolan di lehernya. Namun, dia mengganggap itu benjolan biasa yang bisa sembuh dengan obat bebas. Bukannya hilang, benjolan di leher Dewi terus membesar dan membuatnya sulit menelan.
Ia pun memeriksakannya ke dokter. Dokter menyarankan agar segera mengangkat benjolan tersebut karena telah menyebar ke kelenjar getah bening. Saat itu kanker tiroid yang diderita Dewi sudah memasuki stadiun 3A. Dua kali operasi yang dijalani Dewi untuk sembuh dari penyakitnya tersebut. Tubuh Dewi dinyatakan bersih pada tahun 1998.
2. Kanker payudara
Empat tahun setelahnya tepat setelah Dewi melahirkan anak keduanya, Dewi merasakan benjolan lagi di payudara kirinya. Betapa terkejutnya dia ketika hasil pemeriksaan menunjukkan ada sel kanker berukuran 3,8 x 3,5 sentimeter di payudara kirinya. Saat itu Dewi tak bisa menerima kenyataan.
BACA JUGA :
Penelitian terbaru, parasit malaria ternyata juga bisa obati kanker!
Pemeriksaan pun segera dilakukan. Hasilnya, kanker payudaranya sudah naik jadi stadium 3B, sehingga tidak bisa langsung dioperasi. "Saya hanya bisa pasrah apa pun yang akan dilakukan dokter. Termasuk mengangkat payudara. Yang penting nyawa saya masih bisa diselamatkan," kenangnya.
3. Kanker paru-paru
Setelah menjalani beberapa kali terapi dan pengangkatan payudara, Dewi merasa penyakitnya sudah bersih. Namun naas, Dewi kurang beruntung. Pada Februari 2008 ketika sedang melakukan pemeriksaan rutin, dokter menyatakann sel kanker tersebut telah menyebar hingga ke paru-parunya.
"Saat itu, saya sudah tidak kaget lagi. Saya sudah siap, karena dokter sudah mengingatkan tentang pertumbuhan sel-sel kanker yang agresif," katanya. Dewi menjalani kemoterapi yang lebih menyakitkan dibanding kanker sebelumnya. Setelah suntikan kemo ke-30 atau kemo terakhir yang dijalanai Dewi, akhirnya sel kanker telah dinyatakan hilang oleh dokter.
4. Kanker otak
Tujuh bulan paska pembersihan sel kanker di paru, Dewi harus kembali menerima kenyataan pahit, sel kanker menyebar ke otak kecilnya. Dia curiga ada sesuatu, karena sering pusing hebat. Rasa sakit itu hilang sementara setelah minum obat. Tiba-tiba, Dewi punya feeling sel kanker sudah menyerang otaknya. Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan di kepala, Dewi bisa menebak hasilnya ketika dokter membawa berkas-berkasnya.
Saat itu, Dewi sudah ikhlas. Dia juga minta suaminya ikhlas dan ridho dengan pengobatan di Indonesia, termasuk risiko yang akan terjadi. Dewi hanya berpesan, jika operasi tidak berhasil, suaminya tidak boleh menyalahkan dokter. Akhirnya, 17 Maret 2009, Dewi menjalani operasi pengambilan cairan di otak kecilnya di RSCM. Operasi berjalan lancar, sel-sel kanker di otaknya berhasil ditaklukan.
5. Kanker tulang belakang
Kelegaan itu ternyata tak berlangsung lama, Tuhan masih belum bosan untuk menguji Dewi. Seminggu paskaoperasi, usai menjalani pemeriksaan lengkap, diketahui bila sel kanker sudah menyebar ke tulang belakang. Akhirnya, pada 22 Desember 2009 dia mulai menjalani kemoterapi lagi hingga akhirnya September 2012, Dewi selesai menjalani pengobatan kanker lewat kemoterapi oral. Meski dihadapkan kanker berulang kali, Dewi tetap mengambil hikmah dari semua penyakit dalam tubuhnya.
Saat ini Dewi rutin menjalani aktivitas dalam berbagai lembaga kanker di Indonesia. Keinginannya saat ini adalah untuk memberikan dukungan moral kepada para kawan-kawan seperjuangannya yang masih menempuh jalan panjang untuk menaklukan penyakit mematikan tersebut.