1. Home
  2. »
  3. News
6 Oktober 2015 02:08

Guru wanita ini seberangi 5 sungai dan 2 jam jalan kaki ke sekolah

Dia sudah terbiasa melakukan perjalanan semacam ini setiap hari Ahada Ramadhana

Brilio.net - Banyak orang menganggap ilmu pengetahuan merupakan hal yang amat penting. Ilmu pengetahuan dianggap dapat menjadikan segalanya serba mungkin. Cara mendapatkannya adalah dengan mengikuti forum-forum pengajaran, baik formal maupun nonformal.

Jika kecerdasan telah dimiliki sebagai buah dari pengajaran, maka taraf hidup akan mengalami peningkatan. Namun, pendidikan tak hanya dimaksudkan untuk memudahkan mendapatkan penghasilan, lebih dari itu mampu menjadikan suatu masyarakat menjadi lebih bermartabat dan menemukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik.

BACA JUGA :
Ini alasan anak SD di Jepang berangkat sekolah tanpa diantar orangtua


Barangkali begitulah yang ada di pikiran seorang guru asal Filipina yang diceritakan di laman Elite Readers berikut ini. Elizabeth Miranda adalah satu-satunya guru yang bersedia mengedukasi anak-anak yang tinggal jauh di pedalaman Sitio Barogante, Occidental Mindoro. Dia berpikir, pengorbanannya mencapai sekolah setiap hari dengan trek yang tak mudah akan memberi dampak besar yaitu terjadinya gelombang perubahan di masyarakat tempatnya tinggal.

Seberapa pentingkah pendidikan menurutmu? Jika kamu menemui kondisi serupa, bersediakah melakukan apa yang diperbuat guru ini?

Guru heroik ini menyatakan fisiknya telah terbiasa untuk melakukan perjalanan semacam ini setiap hari. Keadaan yang agak menyulitkan adalah ketika hujan turun, sebab gelombang akan sedikit lebih deras.

BACA JUGA :
8 Sosok kakek-nenek perkasa, masih semangat kerja meski berusia senja

Sekali menempuh perjalanan dibutuhkan waktu selama tiga jam, namun baginya semuanya tak ada sia-sia. Setiap hari dia akan dibantu warga sekitar menyeberangi sungai yang arusnya mampu menghanyutkan siapa saja yang menyeberang. Dengan duduk di atas ban karet yang dikenal dengan nama "salbabida", Miranda didorong oleh warga mencapai daratan seberang sungai.

Di dalam sebuah pondokan tanpa fasilitas nyaman, Miranda memberikan pengajaran dengan bangunan suasana keakraban. Para murid yang hidup serba kekurangan bahakan untuk urusan pangan itu, mendapat pengajaran dai sang guru dengan senang lagi bahagia.

Setiap menatap mata para murid yang diajarnya, semangat dan harapannya semakin bertambah. Semua pengorbanan diyakininya tak akan pernah hanya menjadi kesia-siaan.

Semangat dan harapan yang menjadi pendorongnya masih bersedia bersusah-susah mengajari anak-anak ternyata tak selamanya berkobar. Miranda sempat mengalami masa-masa hampir menyerah, dia ragu apakah bisa mengubah tempat bermukimnya ke arah lebih baik. Dalam kondisi ini, dia hanya terus mendatangi sekolah setiap hari demi berharap tanda-tanda positif dari para muridnya.

Dan cahaya akhirnya datang menghampirinya. Melihat kemajuan, minat, dan semangat belajar para anak ajar, mereka punya potensi menjadi orang-orang yang mencintai ilmu pengetahuan.

Harapan Miranda adalah masyarakat sekitar mulai memperhitungkan usaha dan mendukung misinya mengajar anak-anak Sitio Barogante. Kepada pemerintah, dia berharap dibangunkan jembatan atau sekolah yang lebih layak untuk mereka.

Video dokumenternya bisa kamu saksikan di sini.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags