1. Home
  2. »
  3. News
9 Oktober 2015 01:04

Handphone disembunyikan polisi, pemuda ini disuruh minta maaf

Di kantor polisi bukannya mendapat kejelasan, malah dituduh mengarang cerita. Fima Herdwiyanti

Brilio.net - Setiap orang pastilah punya pengalaman yang menarik untuk diceritakan. Entah itu berupa cerita lucu atau pengalaman pribadi. Seperti yang dialami oleh Iz (22) pemuda asal Desa Brajasakti, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. Ia memiliki pengalaman yang bisa dibilang cukup kocak, tapi juga kurang menyenangkan dengan oknum polisi.

Suatu malam Iz dan lima kawannya sedang asyik berbincang di pinggir Lapangan Merdeka Way Jepara. Tiba-tiba tiga orang polisi datang menuju ke arah kami. "Lantaran terkejut, kami memutuskan untuk menyingkir dari area tersebut sekitar sejauh 10 meter," katanya melalui layanan bebas pulsa brilio.net, Rabu (7/10). Kejadian ini dialami Iz tiga tahun silam.

Sesampainya di warung tempat mereka nongkrong, dua dari ketiga polisi tersebut langsung menggeledah area warung. Sementara satu polisi lainnya memeriksa Iz dan kawan-kawan yang ada tak jauh dari warung.

Polisi tersebut menyangka bahwa IZ dan teman-temannya membawa narkoba atau sejenisnya karena kebetulan saat itu memang sedang musim anak muda yang membawa narkoba, senjata tajam, dan barang terlarang lainnya.

Setelah ketiga polisi tersebut meninggalkan lokasi, barulah Iz sadar jika HP nya tertinggal di area warung tersebut. "Maka, saya minta adik saya si Farhan (19) untuk coba menghubungi nomor saya," ujar Iz saat menceritakan upayanya untuk menemukan HP nya kembali. Dan ternyata, saat dihubungi, nomor tersebut sudah tidak aktif lagi. Jadilah IZ dan rekannya kembali mencari di sekitar area warung, namun tetap tidak ketemu.

"Larilah saya bersama teman-teman ke Polsek Way Jepara untuk bertanya kepada ketiga polisi yang tadi bertemu dengan kami," tutur pemuda kelahiran Januari 22 tahun silam ini.

Sesampainya di sana, bukannya mendapat keterangan justru malah mereka yang disangka mengarang cerita bohong. Dan diminta untuk membawa barang bukti atas laporan kehilangan yang disampaikan oleh IZ. Namun, setelah membawa kotak HP yang hilang itu pun ternyata IZ masih dipersulit.

"Saya bukannya mau menuduh, tapi secara logika siapa yang mengambil HP saya? Ketika bapak-bapak datang, HP saya masih ada di situ, ketika bapak-bapak sekalian pergi HP saya sudah tidak ada disitu," ucap IZ menirukan percakapannya dengan para polisi tersebut.

Hingga sekitar 10 orang polisi dari polsek tersebut keluar ke halaman kantor dan ikut marah-marah serta mengeluarkan kata-kata kasar pada IZ.

"Sampai saya ditolol-tololin lah, kepala saya ditoyor-toyor segala macam," kenangnya. IZ juga menambahkan bahwa adiknya juga tak lepas dari sasaran amuk saat mencoba membantu sang kakak.

"Ini lo, Om. HP nya ditempelin dikuping biar kedengeran kalau nggak aktif pas di telpon," kata IZ menirukan ucapan adiknya kepada polisi saat itu. Namun, si adik malah didorong sampai jatuh dan mendapat kata-kata yang kurang menyenangkan sebagai respon dari sang polisi.

Mereka cukup lama beradu argumen di halaman polsek tersebut dan malam sudah larut, akhirnya IZ berkata, "Ya udah, Om. Gini aja, biar nanti tidak timbul fitnah atau kecirigaan, saudara saya kan ada yang wartawan panggil saja sekalian biar kasus ini diliput supaya semua orang tahu kebenarannya dan orang lain yang menilai."

Namun, ketika IZ dan teman-teman hendak pergi meninggalkan halaman polsek, polisi tersebut memanggil mereka kembali untuk menyelesaikan masalah. Karena sudah terlanjur emosi dengan respon para polisi yang dirasa tidak mengayomi, IZ tetap ingin meninggalkan area tersebut.

Kemudian salah seorang polisi yang sempat menyisir area warung tempat IZ nongkrong menyodorkan sebuah HP. Dan menanyakan apakah benar HP itu yang dicari IZ. Kemudian meminta IZ untuk pulang.

"Lho kok enak bener nyuruh-nyuruh pulang, berarti bener kan Om-om ini yang sudah ambil HP saya! kenapa tidak bilang dari tadi?," kata Iz dengan emosi menirukan kejadian saat itu. Dan justru malah IZ yang diminta untuk meminta maaf karena menaruh HP sembarangan sembari mengancam. Tak mau ambil pusing, Iz pun berlalu begitu saja meninggalkan tempat tersebut.

BACA JUGA :
Tegarnya wanita ini pertahankan rumah tangga, meski suami nikah siri


Cerita ini disampaikan oleh Iz melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags