Brilio.net - Indonesia sejak dahulu terkenal sebagai negara agraris. Kendati demikian, minat generasi sekarang terhadap bidang pertanian semakin menurun.
Oleh sebab itu, sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan sebuah inovasi untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda khususnya anak-anak dalam bidang pertanian.
Terobosan yang dikembangkan oleh Lina Nofita E E, Issara Okvia Dita, Laskar Pamungkas, Adi Prasetyo dan Lutfi Ariyansah itu bernama Hydroponic Learning Pack (HypoLink). HypoLink merupakan paket tanaman hidroponik yang berguna sebagai media pembelajaran bagi anak-anak dalam bercocok tanam. Tujuannya adalah agar anak-anak dapat belajar mencintai lingkungan dengan cara unik dan menyenangkan.
Ada tiga paket HypoLink yang ditawarkan. Pertama, paket TriPo yang terdiri dari 3 set tanaman, nutrisi, benih, dan buku panduan. Sedangkan paket SixPo berisikan 6 set tanaman, nutrisi, benih, dan buku panduan. Ketiga, paket PremiumPo yang berisikan 9 set tanaman, nutrisi, benih, buku panduan, serta HypoApps. Adapun jenis benih yang ditawarkan untuk saat ini yaitu sawi, selada hijau, selada merah, dan bayam.
BACA JUGA :
Jika tanah mulai terkikis, bercocok tanam di bawah laut pun jadi
Setiap prosesnya, anak-anak bisa memantau tanaman yang mereka tanam sendiri secara berkala. Selain itu, mereka juga dapat mencatat setiap perkembangan tanaman di tabel pengamatan yang telah disediakan di buku panduan.
Melalui media pembelajaran tersebut, imbuh Lina, anak-anak diharapkan belajar memahami, teliti, dan bersabar dalam merawat tanaman hingga waktu panen tiba.
Produk HypoLink sudah diujicobakan di sejumlah sekolah dan saat ini diperjualkan di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Lina dan rekan-rekannya berharap produk HypoLink dapat menjadi media belajar anak yang menyenangkan dan mudah digunakan.