Brilio.net - Hand lettering atau yang sering disebut juga dengan seni menulis indah adalah salah satu seni yang sedang marak baru-baru ini. Kamu tentunya sudah banyak tahu, bahwa beberapa tempat dan juga kafe-kafe di beberapa daerah di Indonesia mengonsep dekorasi ruang tempat dan kafe mereka tersebut dengan sentuhan Hand lettering.
Mulai dari yang menggunakan cat hingga yang menggunakan kapur tulis. Pastinya, seni tersebut memang menyita perhatian siapa pun yang melihatnya. Para pengunjung kafe pun kebanyakan menikmati dekorasi tersebut dengan berfoto.
Salah satu yang menarik dan yang pasti sering kamu lihat adalah seni menulis indah dari kapur tulis. Seni menulis indah dari kapur tulis itu dinamakan Chalkboard art. Tak banyak yang tahu, kalau menulis di papan tulis dan menjadikannya tulisan yang artistik tersebut bukan tanpa teknik.
BACA JUGA :
15 Foto ini terlihat editan, padahal asli 100%
Lokasi: Kue Cubit Bittyluscious, Jalan Kaliurang KM 5,2, Yogyakarta
BACA JUGA :
Tunggu kelahiran, perut ibu hamil dilukis pesan motivasi untuk anak
Lokasi:Opique Cafe, Jalan Parangtritis, Yogyakarta
Lokasi: Magistra Cafe 2, Taman Kuliner, Condong Catur, Yogyakarta
Lokasi: Gangsar Kopi, Jalan Blunyahrejo TR II/804A, Tegalrejo, Yogyakarta
"Nggak asal nulisin atau gambarin papan tulis. Saya biasanya ngukur papannya dulu, setelah itu menentukan konsep mau dibikin seperti apa, setelah itu buat sketsanya di kertas, baru deh eksekusi," ujar Faris Samhan, seorang seniman Chalkboard art yang telah dua tahun ini menggeluti papan tulis dan kapur tulis itu kepada brilio.net, Jumat (6/11).
Bagi Faris, Chalkboard art adalah salah satu seni yang bisa membuatnya berekspresi, menyampaikan apa yang ada di pikiran, dan sebagai sarana untuk berkarya. Menurutnya, tak hanya untuk hiasan dekorasi ruang saja, Chalkboard art ternyata juga bisa digunakan untuk souvenir pernikahan berupa photobooth yang juga sedang marak beberapa waktu terakhir ini.
"Kalau mata kuliah di Desain Komunikasi Visual sih masuknya Olah Huruf Khusus. Kalau saya sendiri cenderung belajar otodidak. Biasanya lihat-lihat di instagram atau baca buku," ungkap lelaki yang juga lulusan dari Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta tersebut.
Lokasi: Magistra Cafe 2, Taman Kuliner, Condong Catur, Yogyakarta
Lokasi: Opique Cafe, Jalan Parangtritis, Yogyakarta
Faris memiliki dua akun Instagram yang sering menjadi acuannya untuk lebih mengasah kemampuannya ber-Chalkboard art, yakni akun type.gang dan akun handmadefont. Tak hanya visual dari Instagram saja, Faris juga mengasah keterampilan tangannya dalam mengolah huruf-huruf dengan kapur tulis di papan tulis tersebut lewat buku, seperti buku Hand Lettering Ledger, dan juga lewat youtube.
"Di Indonesia sendiri sih ada komunitasnya. Namanya Komunitas Belajar Menulis. Coba saja buka Instagramnya di akun belmen," paparnya.
Untuk Faris, waktu menyelesaikan karya yang ia buat bervariasi. Berkisar dua hari hingga seminggu. Tergantung besarnya papan tulis dan kerumitan konsep. Faris juga harus pintar-pintar mengolah warna karena jumlah warna kapur yang terbatas dan tak sebanyak warna cat.
"Di situ asyiknya, sih. Warna kapur kan cuma sedikit. Kadang suka stuck, bingung. Kalau sudah begitu biasanya saya berhenti, terus istirahat dan merilekskan diri." pungkasnya.