1. Home
  2. »
  3. News
11 Mei 2015 18:37

Ini tradisi sakral kelulusan pendidikan pilot pesawat tempur TNI AU

Perjalanan yang di mulai pukul 01.00 WIB dari alun-alun utara hingga tiba di Tugu pukul 01.45 WIB ini sangat sakral. Fefy Haryanto

Brilio.net - Dibutuhkan perjalanan panjang yang menguras emosi dan membutuhkan mental baja bagi seseorang untuk bisa menjadi penerbang TNI Angkatan Udara. Siswa harus menempuh beragam pendidikan di Yogyakarta dan Solo, yang terbagi dalam pendidikan di kelas dan praktek.

Jumat (8/4) lalu, Sekolah Penerbang (Sekbang) TNI AU kembali meluluskan pilot militer. Ada 30 orang alumni Akademi Angkatan Udara (AAU) 2009 yang lulus pendidikan Sekbang Angkatan ke-87 ini dengan ditandai penyematan Wing Penerbang.


Mereka telah menempuh pendidikan selama 22 bulan, dan dilanjutkan dengan bina kelas di Skadron Pendidikan (Skadik) 104 Lanud Adisutjipto Yogyakarta, serta bina terbang oleh Skadik 101 dan 102. Mereka rata-rata telah menyelesaikan 180 jam terbang sebagai persyaratan wajibnya.

Dalam proses penyematan Wing Penerbang ini 30 calon pilot militer itu harus melakukan berbagai tradisi menarik, bahkan cukup unik. Malam itu, Jumat (8/4), mereka melaksanakan ziarah di makam Bapak Penerbang, Adisutjipto di Bantul. Dari sana, mereka diangkut ke alun-alun utara untuk persiapan melakukan long march menuju Lanud Adisutjipto.

Selama long march, para calon pilot pesawat tempur, pesawat angkut, dan helikopter itu membagikan makanan dan kaos kepada warga di depan Pasar Bringharjo. Mereka juga melakukan bersih-bersih di seputaran Jalan Malioboro. Kegiatan tersebut berlangsung sekitar 20 menit. Long march kembali dilanjutkan ke arah utara. Setiba di Tugu Perjuangan Yogyakarta, mereka menyalakan obor dan menyanyikan lagu lagu perjuangan dan mars Sekbang.

Perjalanan yang di mulai pukul 01.00 WIB dari alun-alun utara hingga tiba di Tugu pukul 01.45 WIB ini sangat sakral. Sebab, long march tersebut telah dilaksanakan oleh para penerbang terdahulu sejak tahun 1945. Tradisi lama ini kembali dilaksanakan agar melekat di hati para penerbang muda. "Zaman dulu kita selalu melaksanakan ini," kata Komandan Wing Pendidikan Terbang (Danwingdikterbang) Kol Pnb Azhar Adhitama seperti dalam siaran pers, Senin (11/6).

Dari Tugu, long march diteruskan menuju Lanud Adisutjipto menyusuri Jalan Yogya Solo sejauh 8 km. Di Gerbang Blok F Lanud Adisutjipto, mereka dijemput oleh Drumband Gita Dirgantara AAU dan diantar menuju ke Baseops.

Jelang fajar, penyematan brevet penerbang berlangsung dipimpin Danlanud Adisutjipto Marsma TNI Imram Baidirus SE. "Dipilihnya Baseops karena tempat ini adalah tempat yang bersejarah di mana Adisutjipto dan penerbang lain menjalani sekolah penerbang," kata Imram. Danlanud berharap kepada calon penerbang untuk meresapi, dan mengingat bahwa di sinilah mereka lahir.

Selesai dari proses penyematan Wing Penerbang ini, mereka akan diambil sumpah sebagai penerbang oleh Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna pada Rabu (20/4). Dari ke 30 Pilot militer ini nantinya akan memperkuat TNI AU sebagai penerbang tempur, angkut, maupun helikopter.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags