Brilio.net - Cara orang untuk bisa menikmati ciptaan dan mensyukuri kebesaran Tuhan bisa bermacam-macam. Mulai dari berbuat baik kepada sesama manusia, bersedekah, hingga menjaga lingkungan. Salah satu di antara banyak cara itu diceritakan Bedty Wijaya (24), gadis asli Wonosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta.
Kepada brilio.net melalui melalui sambungan bebas pulsa di nomor 0-800-1-555-999, Bedty menceritakan tentang pengalaman pertamanya melihat Gunung Merapi Yogyakarta dari dekat. Peristiwa itu terjadi pada awal 2015 lalu.
Saat itu, Bedty bermimpi bisa mendaki akibat dipameri temannya untuk berkunjung ke Bukit Turgo di Gunung Merapi. Di bukit tersebut, terdapat makam seorang wali kondang Syekh Jumadil Kubro. Dari Syekh Jumadil Kubro ini terlahir keturunan yang menjadi anggota Wali Songo. Di antara keturunannya itu adalah Sunan Ampel (cucu), Sunan Giri (cucu), dan Sunan Gunung Jati (cucu).
Bedty yang cukup tahu tentang Syekh Jumadil Kubro lantas bersemangat untuk mengunjungi makam tersebut. Waktu yang telah direncanakan tiba. Dia ke sana bersama tiga temannya, satu di antaranya adalah teman laki-laki yang sebelumnya sudah pernah pergi ke Bukit Turgo.
"Senang sekali bisa wisata rohani atau berziarah. Untuk pertama kalinya saya bisa melihat secara dekat Gunung Merapi. Kalau sebelumnya kan cuma bisa melihat Merapi dari koran atau televisi," kata Bedty kepada brilio.net, Senin (11/1).
Bedty bercerita jika untuk berkunjung ke Bukit Turgo, utamanya makam Syekh Jumadil Kubro, jalan yang ditempuh cukup terjal. Untuk mencapai makam yang berada di ketinggian sekitar 1300 mdpl itu, para pengunjung harus berjalan kaki sekitar satu jam. Hal itu dikarenakan akses yang tak memungkinkan kendaraan ke lokasi.
Menariknya, kata Bedty, pengelola yang menyediakan kamar mandi dan parkir motor tak mematok biaya yang diberikan seperti tempat wisata lain. Jika tempat lain selalu mematok biaya parkir dan kamar mandi, maka di sana pengunjung bisa memberikan uang seikhlasnya.
Sampai di puncak Bukit Turgo, hawa dingin dan sejuk menyeruak ke tubuh mereka. Tak lupa dia dan tiga kawannya menyempatkan untuk berdoa di makam Syekh Jumadil Kubro. Ia tak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap keindahan alam ciptaan Tuhan.
"Di sana bikin saya tersadar tentang kebesaran Tuhan yang bisa saja menghendaki segala sesuatu," terangnya.
Makam Syekh Jumadil Kubro
BACA JUGA :
Tersiksa trikotilomania, Afa buka suara agar tak ada lagi stigma.....
foto: inheavendensaint.wordpress.com
Ia sangat bersyukur ketika ke sana masih bisa melihat puncak Gunung Merapi, karena setelah siang datang, bakal tertutup kabut. Ia juga sempat membayangkan bagaimana jadinya saat Merapi erupsi dan memuntahkan banyak material.
"Herannya, meski Merapi erupsi tapi Makam Syekh Jumadil Kubro tetap saja aman," pungkasnya.
Cerita ini disampaikan oleh Bedty melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!