Langkah kontroversial dilakukan Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon dengan menghadiri kampanye calon presiden AS, Donald Trump di Amerika Serikat.
Keputusan Setya Novanto ini disesalkan banyak pihak, salah satunya Imam Masjid New York, Shamsi Ali. Pada 3 September 2015, Ali dari New York menuliskan argumen tentang sikapnya itu di media sosial Facebook. Berikut isi tulisan itu.
Saya sayangkan Ketua DPR bertemu dengan Donald Trump, apalagi dalam acara kampanyenya.
Kedua, ketua DPR kita diterima tidak lebih dari 3 menit untukk sekadar memperlihatkan muka di depan panggung. Sungguh merendahkan martabat bangsa dan negara untuk sekedar tersenyum di depan publik Amerika pendukung Donald Trump.
Ketiga, menandakan tidak adanya jalan lain untuk mengatakan bahwa pejabat kita memang sedang keluar negeri untuk sebuah perjalanan dinas. Terus terang, saat ini ada banyak anggota DPR ke ke AS justru di saat Congress sedang reses (liburan). Mereka lebih banyak menghabiskan waktu jalan-jalan dan belanja.
Keempat, Donald Trump dikenal rasis dan anti imigran, termasuk anti Muslim. Harusnya seorang ketua DPR harus berhati-hati. Jangan sampai pertemuan itu menjadi pembenaran sikap dia yang rasis.Tolong disebar luaskan ini. Di saat bangsa ini menghadapi kesulitan ekonomi dengan jatuhnya harga rupiah, sejarusnya pejabat negara kita semakin sensitif.
Kita sadar anggaran itu ada untuk dipakai jalan. Tapi minimal ada rasa solidaritas untuk tidak memakai anggaran pada hal-hal yang tidak penting di saat rakyat menggeliat dalam kesulitan...
Saya sayangkan Ketua DPR bertemu dengan Donald Trump, apalagi dalam acara kampanyenya. Pertama sangat tidak etis karena posisinya sebagai ketua DPR. Ketua DPR mewakili negara. Dan negara tidak etis mendukung salah satu calon, apalagi menghadiri acara kampanye. Kedua, ketua DPR kita diterima tidak lebih dari 3 menit unik sekedar memperlihatkan muka di depan panggung. Sungguh merendahkan martabat bangsa dan negara untuk sekedar tersenyum di depan publik Amerika pendukung Donald Trump. Ketiga, menandakan tidak adanya jalan lain untuk mengatakan bahwa pejabat kita memang sedang keluar negeri untuk sebuah perjalanan dinas. Terus terang, saat ini ada banyak anggota DPR ke ke AS justeru di saat Congress sedang reses (liburan). Mereka lebih banyak menghabiskan waktu jalan-jalan dan belanja. Keempat, Donald Trump dikenal rasis dan anti imigran, termasuk anti Muslim. Harusnya seorang ketua DPR harus berhati-hati. Jangan sampai pertemuan itu menjadi pembenaran sikap dia yang rasis.Tolong disebar luaskan ini. Di saat bangsa ini menghadapi kesulitan ekonomi dengan jatuhnya harga rupiah, sejarusnya pejabat negara kita semakin sensitif. Kita sadar anggaran itu ada untuk dipakai jalan. Tapi minimal ada rasa solidaritas untuk tidak memakai anggaran pada hal-hal yang tidak penting di saat rakyat menggeliat dalamKesulitan...New York, 3 September 2015
Posted by Imam Shamsi Ali on 3 September 2015