Brilio.net - Muhtaza Aziziya Syafiq dan Anjani Rahma Putri, remaja asal Sumatera ini, tak mengira, karya sederhananya mendapat pengakuan dunia.
Kedua remaja tersebut mencipta Green Refrigerant Box (kulkas tanpa listrik dan freon). Karya itu memenangkan kategori Development Focus Award senilai USD 10.000 dari U.S Agency for International Development (USAID).
Ide brilian tersebut sebenarnya berawal dari hasil kunjungan ke petani-petani buah dan pasar-pasar di daerah asalnya. Moza, panggilan akrab Muhtaza, menuturkan potensi buah-buahan di daerahnya cukup besar tetapi para petani menjual buah-buahan yang busuk di pasar, lantaran karena kendala jarak yang jauh, sarana transportasi minim dan tidak adanya pasokan listrik. Dari situlah muncul ide kulkas tanpa listrik yang efisien.
BACA JUGA :
Mahasiswa ITS buat aplikasi yang mudahkan pemangilan ambulans, top!
Bahan dan piranti yang dipakai membuat lemari es tanpa listrik itu juga terbilang sederhana dan ramah lingkungan. Yaitu sebuah boks plastik, suntikan, selang, aluminum foil, stereo foam, alkohol 70 % alias etanol, arang aktif yang berasal dari limbah kayu gelam, kaleng plus botol minuman.
Kalau dihitung-hitung, biaya yang dibutuhkan tak sampai Rp 100 ribu. Stereo foam, selang, suntikan, banyak diperoleh di sekolah kami. Sedangkan kaleng dan botol mudah dicari," ujar Moza kepada brilio.net beberapa waktu lalu.
BACA JUGA :
Dua mahasiswa Universitas Brawijaya ciptakan tinta dari daun kering
Green Refrigerant Box dapat bekerja selama 2 jam 20 menit dan mampu meningkatkan suhu semula 28 derajat celcius menjadi 5,5 derajat celcius, sehingga dapat digunakan untuk menyimpan buah dan sayur untuk beberapa hari ke depan.
Keduanya membuat bangga Indonesia. Termasuk almamater mereka SMA Negeri 2 Sekayu, Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Palembang, Sumatera Selatan.