1. Home
  2. »
  3. News
19 Oktober 2015 11:04

Mahasiswa ITS buat aplikasi yang mudahkan pemangilan ambulans, top!

Tidak adanya sistem yang terintegrasi untuk pelayanan gawat darurat menjadi salah satu penyebab lamanya respons dari layanan 118. Nur Romdlon

Brilio.net -Pernahkah kamu saat kondisi darurat dan butuh ambulans mencoba menghubungi nomor 118?.

Jika pernah, apakah teleponmu itu langsung mendapatkan respons cepat? Di antara kamu yang pernah mengalami pasti tahu jika respons setelah kamu melakukan panggilan 118 masih cukup lama.

Tidak adanya sistem yang terintegrasi untuk pelayanan gawat darurat menjadi salah satu penyebab lamanya respons dari layanan 118. Terlebih lokasi fasilitas kesehatan yang memiliki layanan ambulans bisa jadi berada cukup jauh dari lokasi pasien, sehingga pelayanan gawat darurat menjadi lama responsnya.

Merasakan hal itu di Surabaya, tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan aplikasi qCare yang bisa membantu masyarakat untuk memanggil mobil ambulans dalam kondisi gawat darurat di Kota Surabaya. Mereka adalah Satrio Dewantoro Raharjo, Nuruddin Kamil, dan Fatahillah Alvarisi.

Satrio mengungkapkan jika negara-negara di Amerika dan Eropa telah memiliki sistem Emergency Medical Services (EMS) yang terintegrasi bahkan dengan kepolisian dan pemadam kebakaran. "Dalam merespons suatu panggilan gawat darurat, EMS ini juga telah memiliki standar waktu respons yang tetap," kata Satrio kepada brilio.net, Minggu (18/10).

BACA JUGA :
VIDEO: Ambulans di India vs di luar negeri, bagaimana Jakarta?




Maka dari itu, mereka mencoba menawarkan aplikasi qCare sebagai solusi dari masalah lamanya respons ambulans setelah menghubungi 118. Menurut Satrio, ketika aplikasi dijalankan oleh user, maka lokasi GPS akan di capture dan diinput ke dalam sistem. Sistem akan mengkalkulasi jarak fasilitas kesehatan terdekat dengan menggunakan algoritma dijkstra dan fungsi bobot kepadatan jalan.

Fasilitas kesehatan yang terpilih akan mendapatkan notifikasi untuk mengirimkan ambulans ke lokasi pengguna. Operator fasilitas kesehatan akan mendapatkan penjelasan rute tercepat yang dapat dilalui untuk menuju lokasi user tersebut. "Dengan begitu, diharapkan ambulans akan datang lebih cepat ke tempat user," terang mahasiswa Teknik Industri ini.

Proses pengembangan aplikasi ini, kata Satrio, membutuhkan waktu sekitar 6 bulan. Pada tahap awal mereka bertiga melakukan riset di RSUD Dr. Soetomo Surabaya untuk mengetahui kondisi eksisting pada sistem 118. Hasil ini yang kemudian dijadikan dasar dalam pengembangan qCare. Satrio mengaku cukup menemui kendala birokrasi yang rumit dalam menjalin kerjasama dengan penyedia layanan kesehatan. Tapi hal itu tak menyurutkan niat mereka untuk bisa mewujudkan aplikasi qCare ini.

Saat ini, aplikasi qCare telah bisa diunduh di PlayStore. Namun, besar harapan Satrio dan kawan bahwa aplikasi ini memang hanya digunakan dalam kondisi darurat, tidak untuk main-main. Ke depannya, Satrio dan kawan juga ingin melakukan kerja sama dengan pihak kepolisian untuk penindakan pihak yang menyalahgunakan aplikasi qCare ini.

BACA JUGA :
Mengantar orang sakit parah, tugas paling berat para sopir ambulans

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags