Brilio.net - Tak pernah terbayangkan dalam benak T, lelaki asal Bima Nusa Tenggara Barat kisah cintanya bakal rumit. Kerumitan ini berawal dari keputusan T untuk mengakhiri hubungannya dengan I setelah berpacaran selama tiga tahun.
I adalah kakak dari teman satu kos T ketika dia masih duduk di bangku kuliah pada awal 2000-an. Ketika itu teman satu kos T kerapmenggunakan telepon selular (ponsel) miliknya untuk menghubungi kakaknya yang tinggal di Mataram.
Percakapan pertama yang dilakukan adalah ketika I yang bermaksud menghubungi sang adik ke ponsel milik T yang ternyata diangkap sendiri oleh sang empunya ponsel. Dari perbincangan tak disengaja ini, I rupanya penasaran dengan pria yang pernah bicara padanya di seberang telepon itu. I mencari tahu perihal pria yang kini mengurus tanah pertanian di Bima itu.
Tatap muka pun dilakukan, atas inisiatif T sebagai bentuk tanggapan kepada I yang telah buru-buru menyatakan cinta melalui sambungan telepon meskipun belum pernah bertemu. T datang ke kediaman I dan melakukan percakapan. Meskipun hanya 15 menit, pertemuan ini memengaruhi kehidupan masing-masing dari mereka hingga beberapa tahun berikutnya. T merasa I sudah mengumbar pertanyaan yang memancing ke arah hubungan spesial. Di tahun yang sama dengan pertemuan itu, mereka mengikatkan janji sebagai sepasang kekasih.
Pasangan ini menjalani hubungan pacaran hingga 3 tahun lamanya, dengan berbagai pahit manis yang dirasakan bersama. Upaya ke jenjang yang lebih serius telah dilakukan. Orangtua pihak laki-laki menyambut baik rencana dua orang ini, sebab mereka berprinsip menyerahkan sepenuhnya pilihan calon pada putra mereka. Orangtua pihak perempuan pun tak berkeberatan dengan calon yang dipilih I. Ganjalan justru datang dari saudara I yang punya pilihan lelaki yang akan dijodohkan dengan I.
Keputusan yang diambil T berikutnya mengubah cerita. Alumnus STIE Bima itu menyatakan mengakhiri hubungan mereka. Satu hal yang tidak bisa diterima oleh T dari I, adalah sikap manja dan selalu ingin dituruti. T tak ingin memiliki istri yang keras kepala seperti itu. Sebenarnya, pernyataan putus sudah diutarakan bahkan hingga beberapa kali oleh I, namun hal tersebut hanyalah bentuk kemanjaan agar lebih diperhatikan lagi.
Tiga bulan setelah pernyataan putus, B hadir dan diterima sebagai pacar oleh I. Keluarga B menginginkan pernikahan segera dilangsungkan. Meski berhubungan dengan B, I masih belum mampu melupakan T. Itulah yang membuat keluarga B khawatir, Ikembali pada cinta lamanya itu.
Kabar pernikahan I tersebar ke penjuru kota, namun banyak yang masih mengira bahwa mempelai laki-laki adalah T. Mendekati hari pernikahan, I masih menghubungi T, dengan harapan T mau berubah pikiran untuk kembali padanya.
I pun mencari cara agar pernikahannya tertunda mulai dari meminta rumah, handphone sampai benda-benda mahal lainnya. Tujuannya tak lain agar pernikahannya batal. Tapi semuanya ternyata dituruti.
Bahkan. dua hari sebelum hari pernikahan, I datang ke rumah T, lagi-lagi mencari cara demi pernikahannya batal. Namun, T yang sudah bertekad benar-benar mengakhiri hubungan dengan I tentu tak mengindahkan permintaan I tersebut.
T tak berkeberatan hadir di akad maupun resepsi pernikahan mantan perempuannya itu. Namun T tak menuruti permintaan agar mengenakan kemeja batik yang pernah dihadiahkan I dulu, serta permintaan hadiah istimewa di hari pernikahan. T datang bersama sepupu dan keponakannya yang bekerja di tempat yang sama dengan si perempuan.
Pada resepsi dilangsungkan esok sore setelah hari akad, T langsung menjadi pusat perhatian. Kesan warga sekitar serta para tamu tentang T sebagai pasangan I masih kuat. Selama kurang lebih 5 menit hanya membelakangi orang-orang karena kikuk sebab jadi pusat perhatian, T langsung menuju mempelai untuk memberi ucapan selamat.
Malam harinya, I masih saja menghubungi T meskipun dia baru saja menikah. I bahkan masih berani mengatakan apa yang pernah diucapkannya beberapa waktu lalu sebelum dia menikah,"Saya masih dengan pendirian yang kemarin. Meskipun saya sudah jadi suami orang, saya yakin tetap kamulah jodoh saya,"
Rumah tangga yang tak didasari keikhlasan dan penerimaan itu, ketidakharmonisan menemani perjalanan rumah tangga mereka. I rupanya setia mencurahkan kisah rumah tangganya pada T. I menjadikan T orang pertama yang harus tahu berbagai problem rumah tanganya. I yang masih kerap menyertakan nama T dalam kesehariannya memperburuk keadaan.
Di tahun yang sama, sang perempuan mengajukan cerai. Tuduhan terhadap T sebagai perusak rumah tangga pun berhembus. Kabar I yang mengandung benih dari T juga tak kalah ramai. T memang mengakui jika dirinya sering berkomunikasi lewat telepon maupun pesan pendek, namun bukan dia yang memulai. T juga tidak pernah lagi bertemu dengan I. Kehamilan I pun tak benar adanya.
I telah resmi bercerai. T sedang dekat dengan seorang perempuan. Takdir yang akan menjawab bagaimana kelanjutan hubungan I dan T.
Cerita ini disampaikan oleh T melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!