Brilio.net - Sopir ambulans, profesi ini memang seringkali hanya dipandang sebelah mata oleh sebagian orang. Walau hanya "sopir" namun profesi ini memiliki tanggung jawab yang besar.
Contohnya adalah Anto Rudiono (29), walau baru tiga tahun bekerja sebagai sopir ambulans di Rumah Sakit JIH, Yogyakarta, namun suka duka yang dia alami sudah cukup banyak.
Menurut Anto, masyarakat selalu mengaitkan profesinya dengan hal-hal mistis, padahal tidak selalu seperti itu. Menjadi sppir ambulans tidak selalu bertugas mengantarkan jenazah, tetapi orang sakit yang masih hidup juga menjadi tanggung jawab mereka.
"Justru yang paling berat bukan mengantarkan jenazah, tetapi membawa orang sakit. Karena kalau orang sudah meninggal kan nggak terburu waktu, sementara orang sakit kalau saya telat sedikit saja akibatnya bisa fatal," terang Anto kepada brilio.net saat usai acara Reaktivasi Jejaring Gawat Darurat Lintas Sektoral Yogyakarta, Selasa (18/8).
BACA JUGA :
Iwan Sunito, orang Indonesia yang menjadi bos properti di Australia
Perasaan bersalah juga tidak hanya sekali dua kali menghampirinya. Anto bercerita, beberapa pasiennya meninggal di jalan karena keadaannya sudah terlampau parah. Walau keluarga jenazah tidak pernah menyalahkannya tetapi selalu ada perasaan bersalah di hati kecilnya.
"Kadang yang jadi kendala itu juga keadaan jalanan yang padat. Saya sering banget jengkel, banyak kendaraan lain yang nggak segera minggir kalau ada ambulans lewat," lanjut Anto.
Anto dan rekan-rekannya di armada ambulans JIH juga menuturkan, mereka pernah tidak bisa tidur selama tiga hari setelah membawa membawa jenazah korban kecelakaan truk yang tubuh dan wajahnya sudah hancur.
Tugas Anto dan rekannya juga tidak berhenti sampai di situ saja. Mereka seringkali menjadi psikolog dadakan di mana harus meredakan tangisan dan meredakan anggota keluarga yang histeris, seringkali harus menenangkan keluarga jenazah yang menangis, agar keluarga bisa merelakan kepergian jenazah.
Mereka harus pandai-pandai bersimpati dan berempati di suana duka yang sudah menjadi bagian dari pekerjaannya.
Walaupun profesinya tidak selalu berurusan dengan hal-hal mistis namun Anto mengaku pernah beberapa kali mengalaminya.
"Nggak pernah melihat hantu secara langsung sih, paling cuma hal-hal kecil kayak kain penutup jenazah yang tiba-tiba tersingkap. Atau barang-barang di ambulance yang pindah tempat," ceritanya lagi.
Walau begitu, Anto juga sering merasa ikut bahagia jika berhasil membawa pasien dengan tepat waktu. Keluarga pasien yang tertolong pun sering memberinya uang tip. Namun bagi Anto, ikut menyelamatkan nyawa seseoranglah yang paling penting baginya.