Brilio.net - Facebook masih menjadi media sosial terfavorit hingga kini meskipun mulai banyak media sosial yang lain. Alexa.com menempatkan situs ini peringkat dua dari semua situs yang ada di dunia, berada satu tempat di belakang google.com.
Banyak hal positif bisa diperoleh dari sini, tulisan-tulisan yang membangun dan mendorong kebaikan bertebaran. Tapi tak sedikit pula manfaat negatif yang dihadirkan situs pertemanan yang hadir sejak Februari 2004 ini. Salah satunya adalah banyaknya post yang menyinggung Suku, Agama, Ras, Antar golongan (SARA) serta ajakan pertikaian antar kelompok.
Dampak tak baik yang lain adalah seperti yang dipaparkan dalam penelitian berjudul 'Eksperimen Facebook: Apakah media sosial mempengaruhi kualitas hidup kita?' oleh Happiness Research Institute berikut ini.
Dikutip dari independent.co.uk, Jumat (13/11), sebanyak 1.095 orang yang setiap hari membuka Facebook yang dilibatkan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua. Kelompok pertama dibiarkan menggunakan Facebook seperti biasa sedangkan kelompok kedua off dari Facebook selama satu pekan. Mereka diberikan penilaian dengan angka sebelum dan sesudah percobaan.
Hasilnya, kelompok yang terus menggunakan Facebook awalnya memiliki skor 7,67, kemudian meningkat menjadi 7,75 setelah seminggu menggunakan Facebook. Sedangkan kelompok yang off dari Facebook skor awalnya tercatat 7,56, setelah seminggu meningkat menjadi 8,12. Semakin tinggi angka maka semakin besar kebahagiaan.
Mereka yang meninggalkan Facebook menjadi lebih tegas dan antusias serta memiliki tingkat khawatir, kesepian dan tertekan yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tetap aktif di Facebook.
Meik Wiking, CEO Happiness Research Institute mengatakan, "Facebook mendistorsi persepsi kita tentang realitas dan dari apa yang sebenarnya orang lain alami," ujarnya.
"Jika kita terus-menerus memperoleh berita baik, kita evaluasi terhadap hidup kita sendiri akan menjadi kurang baik."
Studi ini muncul setelah seorang bintang Instagram Essena O'Neill yang membuat posting emosional mengungkapkan bahwa kehidupan media sosial penuh dengan kepalsuan, sebelum dia undur diri dari semua akun media sosial.