Brilio.net - Wisuda merupakan kado istimewa untuk orangtua yang telah membiayai anaknya kuliah. Akan tetapi, di mata lulusan baru bernama Andi Mulyadi (23), kado ini berubah menjadi sebuah kesedihan yang tidak bisa dilupakan. Karena ayahnya meninggal dua bulan sebelum upacara wisuda. Lulusan pendidikan sejarah ini tidak bisa memberikan kado tersebut secara langsung.
"Padahal bapak saya sudah menyiapkan baju untuk menghadari acara wisuda saya," ungkap Andi kepada brilio.net melalui sambungan bebas pulsa 0800-1-555-999, Senin (12/10). Ayah Andi meninggal pada 7 Juli 2015 sedangkan pria asal Pangandaran, Jawa Barat ini diwisuda pada akhir Agustus di tahun yang sama. Bapaknya sudah berjanji akan hadir dalam hari besarnya tersebut.
BACA JUGA :
Soal matematika ini diprotes ribuan orang karena sulit dipecahkan
Tepat di hari wisudanya, 29 Agustus 2015, Andi mencoba menutupi perasaan sedihnya. Pria lulusan Universitas Galuh Ciamis ini semakin tidak kuat membendung emosinya saat melihat wisudawan lain berfoto dengan keluarga lengkapnya. Bayang-bayang alamarhum bapaknya memang selalu hadir dalam upacara wisudanya.
Dalam acara tersebut, Andi ditemani dengan ibunya dan kedua kakak perempuannya. Namun, bukan Andi yang menangis di acara wisuda, melainkan kakak tertuanya karena selimut kesedihan yang belum hilang.
Masih di tanggal yang sama, kakak Andi ternya bermimpi bertemu dengan sosok almarhum. Dalam alam mimpi tersebut, sang almarhum minta maaf karena tidak bisa menemani Andi secara langsung. "Bapak memang hadir di wisuda Andi dan berada di sana," kata Andi menirukan ucapan kakaknya.
BACA JUGA :
Sekolah Pos, pendidikan untuk kaum marjinal di Solo
Di dalam keluarganya, Andi memang anak pertama yang berhasil masuk ke universitas. Itulah mengapa bapaknya memang ingin sekali menyaksikan wisuda anaknya. Bahkan sewaktu masih hidup, memang bapaknya yang mendukung sepenuhnya persoalan pendidikan Andi.
Yang membuat lebih terenyuh lagi adalah ternyata bapaknya sudah mengambil formulir pendaftara S2 untuk Andi di UNS. Akan tetapi, niatan itu diurungkan karena dia harus menjaga ibunya di rumah. Selain itu, jarak antara Solo dan juga Ciamis menjadi permasalahan juga karena hanya dia yang tinggal bersama ibunya.
Cerita ini disampaikan oleh Andi Mulyadi melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!