1. Home
  2. »
  3. News
27 Oktober 2015 08:09

Nadia Shafiana, penulis cilik yang bisa rampungkan novel 7 hari, top!

Saat kelas 1 SD, Nadia bahkan telah bisa membuat cerpen dengan panjang 5 halaman. Keren banget ya, ini anak? Nur Romdlon

Brilio.net - Nadia Shafiana Rahma tak pernah menyangka jika ia bisa mengunjungi Frankfurt Book Fair 2015 di Jerman yang diadakan pada 14-18 Oktober lalu. Tak hanya berkunjung, gadis berusia 11 ini tahun bahkan didaulat menjadi pembicara pada festival buku paling bergengsi di dunia itu. Semua itu bisa diraih Nadia berkat keaktifannya dalam menulis sejak masih duduk di Taman Kanak-kanak (TK). Keren ya?

Tulisan-tulisan Nadia memang telah sering menghiasi kolom anak di media cetak nasional. Koleksi cerita pendek Nadia juga telah dimuat dalam seri Kecil-kecil Punya Karya terbitan Mizan. Dari tangan dingin Nadia, tercipta novel My life My Heaven, Pengalaman Meraih Bahagia, Juiceme Salah Tangkap, dan Juiceme Kakek Misterius serta kumpulan cerpen Si Hati Putih. Kumpulan cerpen Si Hati Putih bahkan telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dengan judul The Boy with the Pure Heart. Keren!

Saat ini masih ada 6 karya Nadia yang masih dalam proses cetak di penerbit. Nadia seakan bersaing sehat dengan kakaknya yang juga merupakan penulis cilik. Saat ini kakak Nadia, Najma Alya Jasmine (12), yang duduk di kelas 1 SMP 1 Banguntapan Bantul juga telah menerbitkan 23 buku meliputi kumpulan cerpen maupun novel.

"Mereka kadang bahkan cepet-cepetan nulis. Nadia selesai nulis novel dalam 7 hari. Kakaknya nggak mau kalah terus buat novel dalam 4 hari," kata Nurul Huda, ayah Nadia saat ditemui brilio.net di kediamannya, Senin (26/10).

Lalu bagaimana kedua orangtua Nadia bisa membuat dua anaknya begitu menggemari dunia menulis?

Nurul Huda mengaku jika dirinya tak pernah terobsesi menjadikan anak-anaknya sebagai penulis seperti dirinya, apalagi menjadi penulis yang terlalu dini. "Semua mengalir begitu saja, tahu-tahu bisa saja. Jadi nggak berpikir dan nggak disistemkan," kata Huda yang merupakan dosen di salah satu perguruan tinggi di Cirebon ini.

BACA JUGA :
Selain mendaki 27 gunung, Ronny juga keliling Indonesia dengan onthel


Menurut Huda, malah sang ibu yang punya peran besar dalam mengenalkan tulisan ke Nadia. Sejak balita Najma dan Nadia selalu dibacakan cerita oleh ibunya. Sejak kecil, menurut Huda, Nadia telah pandai menulis dan mengetik di komputer. Dasar Najma dan Nadia memang bocah cerdas, Huda tak menyangka jika pada usianya 4 tahun, mereka sudah bisa membaca. Usia 5 tahun mereka telah bisa membaca dengan lancar. Kelancaran membaca itu diikuti dengan pelancaran menulis di depan komputer. Saat kelas 1 SD, Nadia bahkan telah bisa membuat cerpen dengan panjang 5 halaman.

"Hampir kebanyakan tulisan dia itu diketik sendiri di komputer," paparnya.

Huda dan istri Siti Jumaroh selalu membaca karya mereka sebelum dikirimkan ke media maupun ke penerbit. Mereka hanya mengoreksi tulisan yang kurang hurufnya, bukan mengedit kalimat yang ada.

Menurut Huda, sejak anak-anaknya masih kecil, ia selalu menyediakan buku-buku buat anak-anaknya. Kedekatan mereka dengan buku, menurut Huda, membuat Najma dan Nadia menjadi gila menulis. Nurul Huda dan Siti Jumaroh selalu menyediakan buku yang mereka inginkan. Maka tak heran jika dinding rumah mereka dikelilingi dengan rak yang berisi ribuan buku beraneka macam.

BACA JUGA :
Segiat namanya, Mbah Giat terus jualan gerabah demi menyambung hidup

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags