Brilio.net - Perpisahan dengan ibunya terjadi pada 2009 di tanah Padang. Kala itu gempa bumi berkekuatan 7,6 skala richter merobohkan rumahnya. Naasnya, ibunya yang juga single parent terjebak dalam reruntuhan bangunan tersebut hingga tidak bisa diselamatkan. Peristiwa yang berlangsung saat usianya 14 tahun itu masih tersimpan dengan jelas dalam ingatannya hingga saat ini.
Dalam usia yang masih belia, Vhina Loerinsza harus berjuang sendirian. Sempat dia hidup di rumah saudaranya di Jakarta, namun hanya bertahan selama tiga bulan. Karena tidak betah, dia kabur ke jalan tol hingga ditemukan oleh seorang polisi. "Karena tidak mau pulang, akhirnya saya meminta pekerjaan kepada pak polisi," ungkapnya kepada brilio.net melalui sambungan bebas pulsa 0800-1-555-999, Senin (9/11). Akhirnya dia bekerja di rumah kenalan polisi di Bali.
BACA JUGA :
10 Hal ini pernah dirasakan cewek-cewek yang orangtuanya galak
Cewek yang kini berusia 20 tahun ini akhirnya pergi ke ibu kota lagi dengan modal Rp 300.000. "Saya di Jakarta ngamen selama enam bulan," kenangnya. Bahkan dia terkadang juga tidur di emperan toko meski sudah memiliki kos. Tidak hanya profesi jalanan, dia juga sempat mengikuti casting sebagai pemain figuran hingga akhirnya menjadi seorang sales promotion girl (SPG).
Kerasnya kehidupan dan tidak ada didikan dari seorang ayah, menumbuhkan niatan untuk menulis novel. "Kan saya tidak mungkin mencurahkan semuanya kepada orang yang sudah tiada," akunya. Dorongan itulah yang membuat Vhani akhirnya berani menggagas sebuah novel.
Novel yang akan diberi judul Earthquake ini memang banyak berisi ungkapan rindu kepada ibunya. Memang belum pasti kapan novel ini akan diterbitkan. "Ini saya belum mengurus hak cipta," kilahnya. Novel ini mulai ditulis olehnya sejak awal 2015. "Ada teman saya yang menghadiahkan netbook saat ultah," jelasnya. Lewat bantuan itulah dia menuliskan ide-ide novelnya.
BACA JUGA :
Foto ayah dan anak ini bikin jutaan netizen meleleh
Berikut adalah rekaman video dari proses penulisan novel Earthquake:
Setelah cape mikir aku kasih liat teman2 udah berapa halaman yang sudah aku ketik "EARTHQUAKE" berawal dari bulan januari dari ide yang konyok gak berasa hampir setahun,, but you have to know dear, if you wanna be a something you have to do it step by step, all need a process of the part. And i'm always crying to remember any moment, kebayang donk berapa banyak air mata gua ludes keluar untuk mengetik novel ini. But this is my dreams and i'm promise will never fail of my dreams. Selalu ngestock so many power in my mind and my body.. Selalu menghabiskan waktu luang dengan mengetik, bisa disebut hobby sih, dari sebuah hobby menjadi kegiatan yang mengisi waktu senggang disaat tidak ada lagi kerjaan.
Posted by Vhina Loreinsza on Sunday, 1 November 2015
Meskipun sudah terbilang mapan, Vhina belum berani pulan kampung. "Saya takut hinaan dari tetangga dan juga keluarga saya," jelasnya. Memang masa lalunya masih menghantuinya untuk pulang ke Padang. Kemudian dia memilih menetap di Jakarta.
Cerita ini disampaikan Vhina melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!