Brilio.net - Dunia pers di Indonesia tidak bisa menafikan nama Rosihan Anwar dari nama salah satu jurnalis terbaik yang pernah ada di negeri ini. Ia adalah wartawan senior yang tulisan-tulisannya sudah malang melintang di berbagai surat kabar mulai dari era pendudukan Jepang di Indonesia tahun 1943.
Rosihan merupakan anak keempat dari sepuluh bersaudara, pasangan Anwar Maharaja Sutan dan Siti Safiah yang lahir pada 10 Mei 1922 di Solok, Sumatera Barat. Dia mengawali pendidikannya di sekolah rakyat (HIS) dan SMP (MULO) di Padang. Kemudian ia berkuliah ke AMS di Yogyakarta.
Dari sana Rosihan mengikuti berbagai pelatihan jurnalistik di dalam maupun luar negeri, termasuk di Universitas Yale dan School of Journalism di Universitas Columbia, New York City, Amerika Serikat.
Selama karirnya sebagai wartawan, ia menulis sekitar 21 judul buku dan ratusan artikel di hampir semua koran dan majalah utama di Indonesia, serta di beberapa penerbitan asing. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) periode 1968-1974. Tahun 1973, Rosihan mendapatkan anugerah Bintang Mahaputra III, bersama tokoh pers Jakob Oetama.
Pada tahun 2007, Rosihan Anwar dan Herawati Diah, yang ikut mendirikan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Surakarta pada 1946, mendapat penghargaan 'Life Time Achievement' dari PWI Pusat. Baktinya di bidang jurnalistik purna ketika pada hari Kamis, 14 April 2011 pukul 08.15 WIB, meninggal dunia di Jakarta.