Brilio.net - Melihat orang Indonesia, khususnya Jawa, bermain alat musik tradisional gamelan sudah merupakan hal biasa. Namun apa jadinya kalau yang bermain gamelan adalah orang asing, seperti dari Amerika Serikat? Tentu terasa aneh. Tapi pemandangan ini benar-benar ada.
Ya, Sari Raras nama grupnya. Grup gamelan tersebut berasal dari Universitas Berkeley, California, Amerika Serikat yang tentunya semua anggotanya adalah bule. Usut punya usut ternyata grup gamelan ini sudah berdiri cukup lama yaitu dari tahun 1988 yang didirikan oleh Kepala Departemen Musik Universitas Berkeley, Ben Brinner.
BACA JUGA :
One Direction dikabarkan bubar, bocah 10 tahun ini stres
Di Universitas Berkeley tersebut ternyata memang ada mata kuliah karawitan yang tidak disangka ternyata banyak peminatnya. Terbukti banyaknya alumni yang lahir dari kelompok ini. Nama Sari Raras sendiri memiliki makna dan konsep yang jelas. Sari dalam kosakata ini memiliki makna esensi, sedangkan Raras berarti melodi yang enak. Sehingga secara garis besar memiliki makna memainkan melodi yang enak didengar untuk menghaluskan rasa.
Gamelan sebenarnya sudah berada di Universitas Berkeley California sejak tahun 1972. Pada waktu itu sudah ada seperangkat gamelan, namun belum bisa menggunakannya. Alasannya, belum ada tenaga pengajar yang paham menggunakan gamelan.
BACA JUGA :
Muda-mudi seluruh dunia bakal galau, One Direction sudah siap bubar!
Perlahan tapi pasti, mereka pun belajar dari tutorial gamelan Jawa. Hingga akhirnya sosok dalang Ki Midiyanto (54) dipercaya untuk mengajarkan gamelan. Ki Midiyanto sendiri sudah mengajar gamelan di Universitas Berkeley California selama 15 tahun.
"Selama saya mengajar, mereka lebih sportif dan serius dari bangsa kita. Saya tidak ingin berkata seperti ini, tapi faktanya memang demikian. Mereka tertarik dan benar-benar serius mau mempelajari kesenian kita ini," cerita Ki Midiyanto saat dihubungi brilio.net, Selasa (25/8).
Ki Midiyanto bercerita, banyak pemain gamelan Sari Raras yang sudah bisa berbahasa Indonesia. Malah beberapa sudah sangat fasih seperti Peter Garellick, ketua grup. Grup gamelan ini juga sudah sangat sering tampil di Indonesia, khususnya di Jogja yang masih sangat kental budayanya.
Belum lama ini, mereka juga datang kembali ke Jogja untuk tampil dalam acara yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Yogyakarta. Mereka menampilkan lakon yang berjudul Hanoman Duta. Selain bermain gamelan, para siswa ini juga pandai menyinden. Ini terlihat dari tiga siswa, Maegan ODonahue, Jessika Kenney dan Susan Walton yang fasih menyanyikan gending Jawa. Uniknya, dalam mendalang Ki Midiyanto menyelipkan bahasa Inggris dalam lakon ini.
Menurut Midiyanto para anggota kebanyakan sudah bergabung cukup lama, seperti Ashley Morris, pemain kenong, yang sudah delapan tahun bermain untuk Sari Raras.
Ki Midiyanto berharap kesenian tradisi Jawa ini tetap bertahan di masa mendatang. Tentu dengan peran aktif generasi muda bangsa Indonesia. "Saya hanya bisa bilang beragam kesenian tradisi di Indonesia semoga tidak hilang. Generasi muda semoga tidak lupa meski beberapa tidak interest terhadap budaya asli Indonesia, khususnya budaya Jawa," pungkasnya.