Brilio.net - Sebagai warga Indonesia, tentu kamu akan bangga dengan torehan prestasi gemilang pelajar Indonesia di kancah internasional. Kabar membanggakan itu datang dari para pelajar Indonesia yang mengikuti kompetisi ilmiah tingkat internasional bertajuk International Exhibition for Young Inventors (IEYI) di New Taipei City, Taiwan pada Senin-Jumat (16-20/11).
Hebatnya, dari ajang tersebut, para pelajar Indonesia tampil gemilang dengan merebut satu medali emas, lima medali perak, dan satu medali perunggu. Medali emas diperoleh dari karya invensi berjudul Jingkaton (jinjing karton) atau alat yang mempermudah dalam mengangkat barang berat karya dari Baskara.
BACA JUGA :
Di China, siswa yang mencontek bisa dihukum 7 tahun penjara
Sedangkan, lima medali perak diperoleh lewat karya ASYVO Tech Home (Android System and Voice Recognition) Technology Home atau sistem pengendali dan pengawas rumah dengan sistem android karya dari Yusril Anwar dan Dyhan Ramadhan; Water Visibility Detector atau alat untuk pendeteksi air bersih karya dari Dimar Arfiantino; Tin Sand Separator Tool, alat pemisah pasir timah karya dari Fuja Clara Bestari; LENS_RG Contact Lens for Helping Affected of Colorblinds, lensa kotak untuk penderita buta warna karya dari Syarif Muhammad Nur Taufiq; dan Portable Echolocation System Belt With Vibration and Sound Output as A Travel Aid for The Blind People, sabuk dengan sistem ekolokasi bagi tuna netra untuk mendeteksi adanya benda di sekitar mereka dengan menggunakan getaran dan suara karya dari Hanif Faalih Wienico Kusuma.
Sementara itu, karya yang memperoleh medali perunggu adalah AS-SHUR: Air Cleaning Robot, robot pembersih udara karya dari Bayu Aji Setyawan dan Galih Yuli Dwiatmaja. Selain itu, ajang IEYI juga menganugerahkan special awards kepada lima pelajar terpilih, yakni Fuja Clara Bestari, Syarif Muhammad Nur Taufiq, Hanif Faalih Wienico Kusuma, Yusril Anwar, dan Baskara.
BACA JUGA :
Pelajar Jogja bikin kacamata pendeteksi nominal uang bagi tunanetra
Kepala LIPI, Prof Dr Iskandar Zulkarnain mengaku bangga dengan prestasi para pelajar Indonesia yang berkompetisi di Taiwan tersebut. Dia mengatakan, kalah atau menang itu bukan hal yang utama, melainkan nomer kesekian. "Terpenting adalah menarik capaian peluang baru yang diperoleh dan menunjukkan bahwa Indonesia itu mampu berprestasi dalam bidang iptek," imbuhnya dalam siaran pers yang diterima brilio.net.
Senada, Kepala Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas LIPI sekaligus Ketua Rombongan Delegasi Indonesia Nur Tri Aries Suestiningtyas, merasa bangga atas prestasi para pelajar Indonesia tersebut. "Selamat bagi para pelajar Indonesia. Kami sendiri dari LIPI saat ini dan ke depan akan terus mendorong dan menghubungkan karya-karya terbaik anak bangsa agar hasil karya terkomunikasikan ke tingkat internasional," tandasnya.
Nur menekankan, Indonesia memiliki generasi muda yang surplus, sayangnya belum semua generasi muda mengarahkan minatnya ke hal yang produktif. Ini tentu harus diubah demi kemajuan bangsa. "Tonggaknya berada pada para generasi muda untuk memajukan iptek," katanya.
Sebanyak 104 invensi dari para inovator muda 10 negara di kawasan Asia dan Afrika mengikuti ajang bergengsi IEYI kali ini. Negara-negara peserta tersebut adalah Indonesia, Thailand, Malaysia, Hongkong, Jepang, Macau, Phillipina, Singapura, Vietnam dan Turki. Kompetisi ini sendiri melombakan enam kategori yakni Technology for Special Needs, Green Technology, Safety and Health, Disaster Management, Education and Recreation, dan Foods and Agriculture.