1. Home
  2. »
  3. News
7 Oktober 2015 17:05

Pilu, menyesal tak maksimal merawat anak sampai sakit dan 'pergi'

Perempuan paruh baya ini menyesal karena tak sepenuhnya merawat anaknya secara langsung. Agustin Wahyuningsih

Brilio.net - Hati seorang ibu mana yang tak pilu ketika sang anak pergi untuk selamanya? Terlebih selama bertahun-tahun, dia tak merawat sang anak secara langsung.

Ratna Juwita (53) membagi rasa penyesalannya kepada brilio.net melalui layanan bebas pulsa 0800-1-555-999, Rabu (7/10). Ratna, demikian panggilan akrabnya, menceritakan kisah sedih kehilangan anak pertama, Cecep Saputra (32) karena sakit paru-paru pada Februari 2013 lalu.

Bukan semata karena sakit paru-paru Cecep. Ratna dan suami, Erlan Haryadi (60) menyesal tak mengasuh mendiang anak sulungnya itu sejak SMP. Keluarga Ratna memang sempat tinggal di Jakarta, tepatnya bersama orangtua Erlan. Namun akhirnya pindah ke Bogor saat Cecep sudah menginjak usia SMP. Sayangnya, Cecep enggan ikut pindah ke Bogor dan memilih tinggal bersama neneknya dari pihak bapak.

Sampai Cecep dewasa dan bekerja sebagai sopir truk antarkota di Pulau Jawa, Ratna dan Erlan jarang bertemu. Tapi, hubungan mereka tak putus begitu saja. Baik Ratna maupun Cecep sering kali saling berkunjung, terlebih saat lebaran atau hari libur.

Sampai suatu hari Cecep, mengeluh sakit di dada kala Ratna berkunjung ke Jakarta. Namun setelah dibawa ke dokter dan diberi obat, baik Ratna maupun Cecep menduga bahwa itu sakit biasa. Selanjutnya pada September 2012, penyakit Cecep semakin kritis. Membuat Ratna dan Erlan memutuskan membawa pulang sang anak dan dibawa berobat ke rumah sakit di Bogor.

"Ya, saya alhamdulillahnya bisa ngerawat. Tapi yang saya sesalin teh, kenapa dulu disuruh tinggal di neneknya teh, didiemin aja gitu. Kerasanya sekarang sudah nggak ada gitu," kata Ratna dengan logat Sunda dan sedikit terbata-bata menahan rasa sedih.

Wanita yang sehari-harinya berdagang peralatan dan perlengkapan sekolah ini melanjutkan bahwa rasa sesal dan sedih bukan semata dirasakan olehnya, tapi juga suaminya yang sehari-hari masih aktif bekerja di Kantor Pos di Jakarta. Tak terlupa juga dua putri dan satu putra yang telah dewasa. "Kadang kalau habis ngobrol atau ziarah bareng gitu teh, jadi keinget," tandasnya.

Lebih lanjut, Ratna bercerita tentang pesan terakhir anaknya sebelum meninggal.

"Jadi, waktu itu nggak kelihatan mau meninggal tapi pas sakit. Dia bilang 'Mah, Mah, kalau nanti Aa' sudah sembuh, Aa' mau kerja lagi, mau nyenengin Mamah sama Bapak'. Saya bilang teh, 'Bagus atuh A', tapi jangan sekarang karena Aa' masih sakit, nanti kalau sudah sembuh," papar Ratna sambil kembali terdengar hampir terisak tangis.

Rasa sesal dan sedih dalam hati wanita yang berdomisili di daerah Ciomas Rahayu, Bogor, Jawa Barat ini memang belum sembuh benar. Tak pelak membuatnya ingin menyampaikan pesan kepada semua yang membaca kisah ini untuk sebisa mungkin mengasuh dan merawat anak bagaimanapun kondisinya, mengingat anak adalah permata hati yang tak ternilai harganya.

Di samping itu, Ratna berujar, "Buat siapa aja kalau punya penyakit itu jangan disepelein. Saya ngiranya dulu bukan penyakit berat dan dia (Cecep) nggak terlalu ngelihatin sakit karena mungkin nggak mau mamahnya sedih. Ternyata kalau kejadian gitu, nyesel bener-bener."

Cerita ini disampaikan oleh Ratna Juwita melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu.


SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags