Brilio.net - Memang tidak semua orang terlahir dalam keadaan sempurna. Beberapa orang terlahir dalam keadaan yang berbeda.
Kisah Risdi misalnya, meski terlahir dengan keterbatasan kakinya, ia tidak berpangku tangan dan terus berkarya meski menggunakan kursi roda.
Risdi (53) memilih menjadi tukang reparasi sepatu, tas hingga sandal, dari pada berpangku tangan. Membuka lapaknya dari pagi hingga sore, Risdi lakukan demi kehidupannya.
Hari-harinya ia habiskan untuk beribadah dengan cara berkerja, di gubuk kecilnya di Sardonoharjo, Sleman. Risdi sangat rajin menunggu dan melayani para pelanggannya, bahkan dirinya hanya berlibur seminggu sekali.
"Saya tetap bersyukur, karena setiap hari ada saja yang menggunakan jasa saya," ujar Risdi kepada brilio.net, Kamis (13/8).
Dengan segala keterbatasannya, Risdi mengajarkan bahwa setiap usaha tak pernah ada yang nihil. Meski kini usianya tak lagi muda, Risdi bertekad untuk terus berkarya tanpa mengharapkan belas kasihan orang.
"Saya yakin belas kasih Tuhan lebih besar," pungkasnya.