Brilio.net - Bagi mahasiswa, indeks prestasi kumulatif (IPK) 4 adalah nilai yang sangat sulit didapat. Tak heran, sangat langka mahasiswa yang bisa meraih nilai sempurna ini. Apalagi untuk jurusan yang terlanjur dipandang sebagai bidang studi yang sulit, seperti teknik.
Meski demikian, bukan berarti tidak ada mahasiswa yang berhasil meraihnya. Salah satunya adalah Cinky Priyanto (23), ST. Dia adalah lulusan pertama program studi Teknologi Informasi Univeristas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Prestasi yang diraih Choki -sapaan akrab Cinky- sungguh luar biasa. Betapa tidak, dia harus mengawali masa-masa kuliah dengan perasaan duka mendalam karena kematian ayahnya pada 10 hari sebelum kuliah perdana dimulai. Tapi, Choki sanggup mengendalikan perasaannya. Choki mengubah duka menjadi pelecut semngat untuk untuk membanggakan almarhum, sehingga meraih nilai sempurna di tiap semesternya.
Kematian ayahnya membuat ekonomi keluarga harus sepenuhnya ditanggung oleh sang ibu. Bukan hal mudah bagi Choki untuk kuliah dengan bertumpu pada penghasilan ibunya sebagai pedagang hasil pertanian. Sebab, biaya kuliahnya cukup tinggi.
Anak kedua dari dua bersaudara ini menjadi tumpuan harapan keluarga, sebab hanya dia saja yang mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang kuliah. Kakak laki-lakinya sendiri tidak berkesempatan melanjutkan kuliah karena alasan ekonomi.
Choki mengaku senang dengan jurusan kuliah yang dipilihnya. Sia berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menguasai ilmu yang diajarkan. Diakui Choki, mendapatkan IPK sempurna merupakan bonus dari sang Pencipta akan kerja kerasnya. "Saya tahu kalau saya gak pinter, jadi kalau persoalan belajar ya saya sempetin banget, gak banyak tidur. Tapi persoalan IPK cuma Allah dan dosen yang tahu," kata Choki merendah.
Pria asal Pangandaran, Jawa Barat ini sangat mampu membagi waktunya dengan baik. Dia dikenal cukup aktif di organisasi kampus, seperti Keluarga Mahasiswa Teknologi Informasi (KMTI). Tidak jarang Choki juga membantu dosennya dalam beberapa pekerjaan yang menyangkut sofware dan teknologi. Selain itu, saat menjadi mahasiswa, Choki juga sering menjadi asisten dosen. "Waktu kuliah, saya sering membantu dosen dibidang e-learning dan pelatihan-pelatihan, asisten dosen juga," ujar Chokikepada brilio.net, Jumat (12/3).
Dengan membantu dosen melakukan berbagai pekerjaan, Choki menjadi mendapatkan kesempatan untuk bertanya kepada dosen tentang hal-hal yang tidak dia pahami saat kuliah. Waktu kebersamaannya dengan dosen sangat membantunya dalam belajar.
Baginya lulus sarjana dengan prestasi ini merupakan persembahan istimewa untuk ibu dan almarhum ayahnya. "Malah kayaknya ibu dan kakak lebih bahagia dengan prestasi ini dari pada saya. Senang melihat mereka bahagia," ujarnya.
BACA JUGA:
Keikhlasan bocah autis bantu ibunya jualan kaset pita jadul
Teman alami gangguan penglihatan, Sadiyah ciptakan meja baca pintar
Pelajar ini 3 tahun menggendong temannya yang cacat ke sekolah
Dahsyat, bocah ini menangkan AMI Awards berkat tembang Walang Kekek
Kisah pilu seorang bocah yang kehilangan anjing kesayangannya
Wow, bocah 9 tahun kantongi 119 gelar martial arts
Kebaikan sepele 2 bocah kakak-beradik ini contoh nyata kepedulian