1. Home
  2. »
  3. News
9 Oktober 2015 08:30

Sekolah Pos, pendidikan untuk kaum marjinal di Solo

Berangkat dari keprihatinan, Wulan dirikan sekolah di pos kamling. Muhammad Gufron Salim
Banyaknya anak yang kurang diperhatikan dunia pendidikannya membawa Wulan (39) berinisiatif untuk memberi ruang khusus buat mereka. Awalnya Wulan lewat berbagi nasi masuk ke daerah bernama Gilingan, Solo untuk berbagi nasi. Gilingan adalah kelurahan dengan aktifitas padat. Pasar Legi, terminal, stasiun, dan sekolah semua disekitar Gilingan. Nama Gilingan berasal dari "Gilingan Tahu", yang dulu menjadi aktifitas ekonomi utama di sini.
Melihat di sana banyak anak kurang perhatian dalam pendidikannya, Wulan berinisiatif meminta bantuan warga sekitar untuk mendirikan kelas atau pendampingan pendidikan pada anak, dan pos kamling lah tempat awal kelas ini dimulai. Melalui kelas tersebut lahirlah Sekolah Pos yang digawangi beberapa mahasiswa sebagai anggota dan volunter.
"Sekolah pos gerakan kepedulian terhadap generasi bangsa, baik itu berbeda agama, suku, golongan yang di daerah marjinal terutama di daerah Gilingan Surakarta yang menitikberatkan pada pendidikan karakter." kata Rezha Roby Satria (25), salah satu anggota yang sudah lama terjun di Sekolah Pos kepada brilio.net, Kamis (9/10).

Sekolah pos. Salah satu gerakan peduli anak bangsa.
Sekolah Pos berdiri sejak 2013 silam, dari awal berdiri banyak program kelas yang diadakan seperti akademik,kesenian, kelas inspirasi dan kelas lingkungan. Untuk saat ini tidak hanya mahasiswa yang turut andil pada program kelas ini, ada karyawan, guru dan sebaginya. Program mingguan biasanya setiap Kamis malam di Gilingan. Terbatasnya pengajar menjadi salah satu alasan kenapa kegiatan kelas hanya difokuskan Gilingan.
"Banyak masyarakat sekitar yang meminta untuk membuka kelas Sekolah Pos di daerah mereka, tapi terbatasnya volunter menjadi salah satu alasan untuk tetap fokus di Gilingan. Orang yang ingin adaptasi tentang pembelajaran di Sekolah Pos boleh saja, silahkan." tambah Rezha. Saat ini sekitar 15-20 an yang aktif.
Menurut cowok yang suka mendaki gunung ini, dengan adanya Sekolah Pos diharapkan anak didik agar lebih peka terhadap lingkungan sosial, alam, lebih kreatif. Meningkatkan kepekaan sosial di lingkungan dan ikut bertanggung jawab. Kamu tertarik untuk ikut andil? Buat kamu yang mau gabung mudah saja, tiap kamis malam ikut aja nimbrung di Gilingan, kalau bisa pantengin instagram @sekolahpos untuk informasi lebih update.
Beberapa hari lalu, Sekolah Pos sukses mengadakan agenda Kemah Pos untuk pertama kalinya di pinggir rel kereta api, di sekitar Gilingan. Total panitia dan volunter sekitar 40-an dan peserta anak didik 85-an. Unruk biaya saat ini banyak dibantu oleh donatur pribadi dan beberapa komunitas.

BACA JUGA :
20 Orang sukses yang pernah kena DO, siapa mereka selain Menteri Susi?


SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags