Brilio.net - Berhati-hatilah kamu jika tidur malam tanpa cahaya. Penelitian yang pernah dilakukan menemukan jika tidur tanpa cahaya sama sekali mendorong seseorang mampu tidur terus-menerus.
Penelitian yang dipublikasi ulang oleh The Atlantic baru-baru ini menyebutkan relawan bernama Josie Laures keluar gua pada 12 Maret, yang dia kira baru tanggal 25 Februari. Sedangkan satu relawan lain, Antoine Senni keluar dari gua pada 5 April, yang dia kira 4 Februari. Penelitian ini dilakukan pada thun 1965.
Gua yang digunakan terletak di area Gunung Alps, Prancis. Masing-masing relawan dikondisikan sendirian di dalam gua masing-masing yang berjarak tak sampai 1 kilometer. Laures menghabiskan waktu 88 hari untuk tidur. Sedangkan Senni menghabiskan 126 hari. Eksperimen ini memberitahukan dampak ekstrem dari isolasi dan kesendirian.
Dalam ilmu kronobiologi, suatu studi tentang ritme dan hubungannya dengan lingkungan menyebutkan bahwa cahaya alami dikenal paling baik tidak hanya untuk sinkronisasi tidur seseorang dengan waktu bumi yang terdiri dari 24 jam dalam sehari. Ketidakhadiran cahaya matahari dan penunjuk waktu, menyebabkan tidur dua orang ini menjadi bablas.
Studi mutakhir menemukan bila tidur di tempat terisolasi tak hanya merusak jam tidur, namun juga membuat cemas, halusinasi, dan penurunan mental.
Seorang kronobiologis asal Jerman, Franz Halberg menyebutkan penelitian tersebut luar biasa. ada penelitian serupa namun tidak sampai berbulan-bulan.
"Banyak orang mengira dia (peneliti) adalah bad boy. Namun Siffre melakukan apa yang tidak seorang pun melakukan. Dia sejauh ini merekam orang terisolasi dalam waktu terlama. Lainnya memang pernah melakukan studi serupa hingga berminggu-minggu, namun dia (Siffre) hingga berbulan-bulan," pungkas dia.