Brilio.net - Hubungan Indonesia dengan Rusia pernah sangat dekat di era Presiden Soekarno. Ketika itu, Indonesia sudah menjadi negara pengimpor berbagai jenis alat utama sistem senjata (alutsista) dari Rusia. Hingga sekarang hubungan baik ini masih terus terjalin.
Namun siapa sangka, hubungan Indonesia-Rusia sebenarnya tak sekadar dalam hal perdagangan senjata, melainkan pernah bekerja sama dalam peperangan? Bukti akan hal ini bisa dilihat di Museum Bahari Yogyakarta.
Di museum itu, tersimpan sebuah torpedo berukuran 10 meter dari kapal selam kelas Whiskey. Torpedo berkaliber 533 mm dengan jarak tembak efektif 4-6 km ini bagian dari operasi Trikora dalam perebutan Irian Barat. Operasi perang ini dicetuskan pertama kali oleh Presiden Soekarno di Yogyakarta.
Pada saat itu, armada angkatan laut Indonesia berusaha merebut kembali Irian Barat dari cengkeraman Belanda. Rusia yang saat itu masih menjadi Uni Soviet, turut membantu Indonesia dalam masalah ini. "Torpedo ini satu-satunya yang tersisa dari kejadian tersebut, karena belum ditembakkan maka dijadikan koleksi oleh museum," jelas Serma Sukro, penjaga Museum Bahari, saat ditemui brilio.net di Museum Bahari, Yogyakarta, Selasa (17/3).
Menurut Sukro, torpedo tersebut dibawa oleh Laksamana Madya TNI (Purn) Yosafat Didik Heru Purnomo ke Yogyakarta dan menjadikannya salah satu koleksi Museum Bahari. Koleksi museum ini diharapkan akan menyadarkan anak muda akan pentingnya belajar sejarah bahwa para pahlawan telah mengupayakan sekuat tenaga untuk kembali mempersatukan Indonesia.
BACA JUGA:
Hilang akibat granat, tangan anggota TNI AL kini 'utuh' lagi
7 Daya tarik markas TNI di Lebanon, lokasi favorit selfie & belanja
Kisah teladan dari pensiunan TNI AD yang jadi sopir angkot
Cerita keberanian F-16 TNI AU cegat pesawat tempur AS
Cerita kehebatan pilot TNI AU terbang pakai pesawat rongsokan Jepang
5 Wanita Kopassus harumkan Indonesia lewat olahraga