Warisan budaya yang ada di Surakarta atau Solo memang tak perlu diragukan lagi keberadaannya. Berbagai peninggalan sejarah dari Keraton Kasunanan dan Mangkunegaran tersebar di berbagai wilayah Solo. Nah, jika kamu ingin menelusuri lebih dalam maka Museum Radya Pustaka menjadi obyek yang tak boleh ditinggalkan. Museum Radya Pustaka bisa dikatakan objek wisata yang sangat istimewa karena merupakan museum tertua di Indonesia.
Museum Radya Pustaka sangat mudah diakses oleh pengunjung karena terletak di jalan utama Solo, yakni Jalan Slamet Riyadi Solo. Museum ini berdekatan dengan berbagai obyek vital di Solo seperti Lodji Gandrung, Taman Sriwedari, dan Stadion Sriwedari.
Lalu apa istimewanya museum ini? Sebagai museum tertua, Radya Pustaka menyimpan sekitar 10.000 koleksi museum dalam berbagai bentuk, termasuk sekitar 173 arca batu dan perunggu. Radya berarti raja atau negara, sedangkan pustaka berarti buku. Maka tak heran jika museum ini sangat dikenal dengan kekuatan koleksi pustakanya. Ratusan buku klasik milik Keraton Kasunanan Surakarta yang merupakan karya para raja dan pujangga istana tersimpan rapi di dalamnya.
Radya Pustaka dibangun pada tangal 29 Oktober 1890 oleh KRA Sosrodiningrat IV, pepatih di Keraton Kasunanan Surakarta pada masa pemerintahan Sri Susuhan Paku Buwono IX dan Sri Susuhan Paku Buwono X. Sempat terbengkalai, pengelolaan Museum Radya Pustaka akhirnya diambil alih dari Keraton Kasunanan Surakarta ke Pemerintah Kota Surakarta.
Apa saja yang tersimpan di dalam museum yang berumur lebih dari satu abad ini? Ada 22 foto yang diambil brilio.net dan berikut bisa memberikan gambaran kepadamu tentang Museum Radya Pustaka, Minggu (8/11):
© 2015 brilio.net
Museum Radya Pustaka tampak depan. Terdapat patung Raden Ngabehi Ronggowarsito, salah satu pujangga Jawa termasyhur.
© 2015 brilio.net
Berbagai senjata pusaka seperti keris Jawa, keris Bali, keris Sumatera, keris Madura, tombak, cis, kunta, anak panah, dan pedang milik Amangakurat II tersimpan di Ruang Tosan Aji.
© 2015 brilio.net
Piala porselin hadiah dari Napoleon Bonaparte kepada Susuhan Paku Buwono IV juga tersimpan di sini.
© 2015 brilio.net
Koleksi keramik dan gerabah yang ada di Museum Radya Pustaka Solo.
© 2015 brilio.net
Koleksi yang tersimpak mulai dari kristal, gerabah, porselin, dan alat makan.
© 2015 brilio.net
Ada sekitar 222 buah koleksi kristal, gerabah, porselin, dan alat makan yang ada di ruang keramik museum ini.
© 2015 brilio.net
Salah satu sudut di Radya Pustaka. Selain sebagai ruang kajian pustaka yang menyimpan buku-buku kuno, ruang ini juga menjadi tempat konsultasi untuk menentukan hari baik dalam tradisi Jawa.
© 2015 brilio.net
Sebagian koleksi senjata yang ada di depan ruang Tosan Aji.
© 2015 brilio.net
Radya Pustaka juga menyimpan canthik atau kepala perahu Rajamala yang sangat bersejarah.
© 2015 brilio.net
Ada juga koleksi etnografika berupa gamelan slendro dan gamelan tunggal
© 2015 brilio.net
Selain itu juga ada peralatan kesenian wayang kulit, wayang beber, wayang godhong, wayang krucil, dan lain-lainnya.
© 2015 brilio.net
Koleksi uang Nusantara dan berbagai negara zaman dulu juga ada di sini.
© 2015 brilio.net
Salah satu sudut di Radya Pustaka yang menampilkan manuskrip-manuskrip kuno.
© 2015 brilio.net
Motif-motif batik yang ada lingkungan keraton juga ada di sini.
© 2015 brilio.net
Tak hanya itu, Radya Pustaka juga menyimpan arca-arca Hindu dan Budha.
© 2015 brilio.net
Replika perahu Rajamala.
© 2015 brilio.net
Ragam penutup kepala yang ditampilkan di sini.
© 2015 brilio.net
Jenis-jenis tombak keraton juga dipamerkan di sini sebagai wahana edukasi.
© 2015 brilio.net
Ada juga koleksi topeng-topeng zaman dulu.
© 2015 brilio.net
Manuskrip yang ada di sini lengkap, mulai dari Alquran yang ditulis tangan hingga Nawawi dan Nitimani.