Brilio.net - "Mari sedikit membuang masa muda untuk masa tua yang selalu muda. Selagi kamu masih muda, jangan buang-buang waktu karena waktu sangat berharga. Percuma 'hobi' nongkrong lama-lama tapi nggak menghasilkan apa-apa (karya). Kalau dulunya hobi nongkrong 5 jam tapi nggak menghasilkan sesuatu, ya sekarang mari kita rubah pelan-pelan, nongkrongnya dikurangi, 15 menit cukup. Karena waktu itu adalah sesuatu yang sangat jahat. Terlalu cepat dan nggak bisa diulang lagi."
Tak disangka kalimat motivasi yang sering diucapkan Erix itu kini sudah menular ke anak-anak muda lainnya di Indonesia. Ya, bassis dari departemen musik pop punk Endank Soekamti itu sudah melakukan pencapaian hebat sejak 4 bulan terakhir ini. Erix berhasil membuat tren vlog alias video blog yang dia namakan Diary Of Erix Soekamti (DOES) yang sudah tayang di akun YouTube-nya sejak 1 Agustus 2015.
DOES yang berisi diary dan tips Erix setiap harinya itu memang di luar dugaan banyak orang, termasuk anggapan orang-orang terdekat di manajemen Endank Soekamti sendiri. Awalnya para personel lain Endank Soekamti beserta para kru-nya tak yakin Erix bisa menyelesaikan video hariannya sampai 30 hari. Namun nyatanya, video yang selalu diedit sendiri oleh Erix itu moncer berjalan sampai edisi ke-100 pada 1 Desember 2015. Rata-rata setiap videonya mempunyai viewers di atas angka 15.000 sampai 60.000. Top!
"Seperti yang kita lihat lah saat ini. DOES-nya sebenarnya biasa aja, tapi orang lain di sana udah banyak yang bikin sekarang. Bahkan sekarang aku lihat para YouTuber malah sudah beralih jadi vlogger gitu, rajin bikin vlog," kata Erix ketika berbincang dengan brilio.net, Rabu (2/12).
BACA JUGA :
12 Band Indie Indonesia ini tak disangka justru moncer di mancanegara
Erix mengaku nekat membuat DOES karena selama ini dia merasa punya segudang ide, namun tak bisa membagikannya dengan wadah tulisan. Dia merasa belum paham dengan tata cara penulisan yang baik. Hambatan itu justru menemukan solusi. Tak punya blog, vlog pun jadi. Dia pun menggaransi jika video blognya ini adalah vlog pertama yang pernah dilakukan musisi di dunia. Dia tertantang mengonsep DOES karena sempat terinspirasi oleh salah satu vlogger senior luar negeri, yang justru malah bukan musisi.
"Kalau konteksnya anak band, bisa aku pastikan ini yang pertama di seluruh dunia. Anak band yang punya vlog, yang pertama kali adalah DOES. Tapi sebelum DOES ada, sebenarnya Soekamti justru sudah pernah melakukan yang sama di tahun 2012, waktu rekaman album karantina sebulan di Semarang. Cuma memang pada saat itu formatnya adalah diary band video tayang tiap hari, bukan diary personal," kata bapak dua anak ini.
Usai DOES edisi ke-100 ini, Erix bertekad meneruskan karya video uniknya itu. Dia yakin selama orang bisa terinspirasi dengan karyanya, makin banyak pula orang-orang lain yang akan meneruskan idenya itu.
"DOES never dies! DOES itu udah nggak bisa mati lagi. Dia akan tumbuh terus, hidup terus. Kalau pun Erix Soekamti-nya udah mati, DOES akan dihidupkan orang lain dan seterusnya," ujarnya sambil tertawa.
BACA JUGA :
10 Keuntungan jika cewek mau pacaran sama anak band, bahagia terus deh
"Ke depannya aku mau kasih apa, aku nggak tahu juga. Biarkan Tuhan dan alam bekerja untuk kalian semuanya melalui aku. Aku membiarkan saja diriku untuk selalu 'diisi' gitu lho. Biarkan hari ini aku dikasih peran apa, aku tinggal membuka mata, membuka hati dan sedikit, dan berusaha peka menangkap kode-kode yang sudah diberikan alam, apa yang bisa aku sampaikan hari ini lewat DOES," kata dia lagi.
Kini pimpinan perusahaan Euforia Audio Visual itu masih sibuk menyelesaikan proses rekaman album ke-7 Endank Soekamti yang rencananya akan dirilis 2016 mendatang. Selain itu Erix juga masih semangat merealisasikan DOES University, terobosan Erix untuk membuat universitas terbuka yang menyalurkan bakat anak muda belajar video dan musik secara gratis. Salut!
Jadi, sebagai anak muda apa kamu masih mau malas-malasan dan mau nggak coba bikin karya inspiratif seperti Erix? Tonton dulu deh, DOES edisi ke-100 ini. Video tersebut berisi testimoni lucu dari personel Endank Soekamti dan karyawan Euforia Audio Visual kepada Erix dan DOES-nya.