Brilio.net - Ibukota Jakarta bagi sebagian orang adalah magnet. Jutaan pekerjaan, gaya hidup yang ingar bingar, hingga bayangan kesuksesan dan kegagalan ada di kota yang dahulu bernama Batavia itu. Adalah Jati Sofendi (20), gadis manis asal Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah ini yang melawan stigma tentang mengejar kesuksesan di Jakarta.
Jati dulu pernah bekerja di sebuah biro tur dan travel di Jakarta memilih pulang ke kampung halaman. Alasan Jati,karena merasa terpanggil menggarap desa wisata bersama pemuda-pemudi di desanya yang tergabung dalam Badan Pengelola Pariwisata Dewi Sri (Desa Wisata Somongari Asri)
Sebagai informasi, Desa Somongari di Kecamatan Kaligesing, Purworejo ini adalah Desa tempat kelahiran komposer Lagu Kebangsaan Indonesia, Wage Rudolf (WR) Soepratman. Selain rumah kelahiran WR Soepratman, Desa Somongari ini menyimpan potensi wisata alam yang indah khas pegunungan dengan batuan padasnya seperti sungai dan air terjun yang mirip dengan beberapa objek wisata di Kabupaten Gunung Kidul di Yogyakarta. Ditambah lagi, pada musim penghujan ini, durian yang menjadi alah satu wisata Kecamatan Kaligesing sedang berbuah dan mulai musim panen.
"Tahun-tahun sebelumnya Desa Wisata ini belum begitu digarap dengan serius dan belum dikelola secara profesional. Saya memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan di Jakarta sekitar bulan Juni 2015 dan langsung direkrut untuk masuk ikut mengurusi Desa Wisata Somongari ini, " ujar Jati, sapaan akrabnya menceritakan perjuangan awalnya menggarap potensi yang ada di desanya melalui layanan Story Telling Bebas Pulsa brilio.net, Selasa (5/1).
Ia pada awalnya diberi tugas untuk menjadi Master of Ceremony (MC) di acara-acara yang digelar desanya dalam rangka menarik wisatawan. Namun mulai September 2015 lalu, Ia juga diberi kepercayaan untuk mengurusi promosi dan menyusun paket wisata yang akan ditawarkan kepada para wisatawan. Meski tambah capek, Ia mengaku banyak memetik manfaat dari tugas yang diembannya sekarang.
Wisatawan melonjak 100 persen dari tahun sebelumnya. Foto: dokumen pribadi
"Karena harus sering-sering bepergian ke luar kota pasti capek, waktu buat main sama teman juga tersita. Tapi sisi positifnya Saya juga banyak nambah ilmu, bisa jalan-jalan gratis dan tambah relasi juga," tambahnya sambil terkekeh.
Namun rasa capek yang dirasakan Jati ini menurutnya terbayar lunas karena hingga akhir tahun 2015 lalu, kunjungan wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara naik hingga 100 % dari tahun 2014.
"Ada rasa puas ketika kerja keras kita membuahkan hasil yang memuaskan. Seneng karena kita berhasil berkontribusi buat kemajuan desa tercinta. Karena menurut saya, kalau bukan kaum muda yang memajukan desa, siapa lagi?" tutupnya tegas.
Ayo, siapa yang berani mengikuti jejak Jati yang meninggalkan Jakarta dan membangun desa tercinta?
Cerita ini disampaikan oleh Jati Sofendi melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!
Recommended By Editor
- Konflik di sekolah ajarkan cewek ini lebih hati-hati dalam bicara
- Berbohong demi mendapatkan cinta, penyesalan justru didapat Anti
- Gara-gara tak sabar saat macet, bogem mentah melayang
- Jalin cinta di dalam pesantren, pemuda ini hampir saja dikeluarkan!
- Penyesalan Encank tak juga wisuda sampai ayahnya meninggal, sedih....