Brilio.net - Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang kebiasaan kita bisa mempengaruhi kondisi psikologis atau mental kita. Emang ada? Ada. Bahkan kebiasaan itu sebenarnya bisa memberikan banyak efek negatif buat kamu sendiri.
Dikutip brilio.net dari laman huffingtonpost.com, Jumat (15/5), berikut daftar kebiasaan tersebut:
1. Berjalan membungkuk setiap kali berjalan
Perasaan kita bisa mempengaruhi cara berjalan, begitu juga sebaliknya, cara berjalan bisa mempengaruhi perasaan kita. Pernyataan ini sudah terbit dalam Journal of Behavior Therapy and Experimental Psychiatry, lho.
Para peneliti menemukan fakta bahwa subjek yang diminta berjalan dengan bahu membungkuk dan lesu, mengalami suasana hati lebih buruk daripada mereka yang lebih semangat dan lebih tegap dalam berjalan.
Nah, mulai sekarang angkat dagumu dan tegapkan bahu untuk menjaga pandangan tetap positif. Ingat, biasakan!
2. Mengambil foto segala sesuatu
Dear, kamu yang suka memfoto dan menguploadnya ke berbagai macam akun media sosial yang kamu punya, dalam jurnal Psychological Science telah tertulis bahwa dengan begitu kamu akan lupa saat-saat berlangsungnya segala peristiwa yang sedang kamu alami kala mengambil foto.
Jadi, hasil studi yang tertulis di jurnal tersebut, meneliti peserta yang sedang tur museum. Peserta yang mengambil foto segala sesuatu di sekitarnya terbukti memiliki kesulitan mengingat item yang mereka foto.
Nah, untuk mengatasinya, mulai sekarang batasi pengambilan foto. Perbanyaklah waktu untuk menikmati semua yang kamu alami dan lihat. Dengan begitu kamu tidak resah harus buru-buru upload foto menunjukkan apa yang sedang kamu lakukan atau alami.
3. Mengizinkan orang lain meremehkanmu
Jangan biasakan diri menerima remeh temeh dari orang lain. Kamu juga punya harga diri, maka hargailah dirimu. Jangan biarkan orang lain mencorengnya. Membiarkan orang lain meremehkanmu dan menerima apa adanya, kamu akan semakin terpuruk dan menilai diri memang tidak berharga. SETOP!
Caranya untuk berhenti adalah bekerja keras dan cerdaslah dan tunjukkan prestasimu. Jangan pernah pesimis hasil kerjamu jelek. Lebih baik mencoba dan salah daripada tidak pernah mencoba dan semakin tak tahu apa-apa, justru orang lain akan merendahkanmu.
BACA JUGA:
Begini cara menentukan awal Ramadan dan Syawal
Masalah klasik saat bulan puasa, bau mulut! Begini cara mengatasinya
Menag: Tak perlu memaksa tutup warung di bulan puasa
Awas! 10 Bahan makanan ini nggak boleh kamu simpan di dalam lemari es
Duh, terobsesi dengan makanan sehat bisa bikin gejala gangguan makan!
Yuk hidup sehat, mulai batasi konsumsi garam biar nggak hipertensi
4. Tidak pernah olahraga
Jika kamu rutin olahraga sebanyak tiga kali seminggu, kamu memiliki risiko depresi yang lebih rendah sebanyak 19%, ini menurut studi dari JAMA Psychiatry.
Setelah meneliti sekitar 11.000 orang yang lahir antara tahun 1958 ke atas yang berusia 50, dan mencatat gejala depresi dan level aktivitas fisik secara reguler, peneliti University College London menemukan korelasi aktivitas fisik dan depresi.
Hasilnya adalah orang yang depresi ternyata jarang sekali olahraga sedangkan mereka yang aktif olahraga memiliki tingkat depresi yang rendah. Faktanya, setiap hari mereka aktif berolahraga, risiko depresinya turun sebanyak 6%.
5. Menunda pekerjaan
Menunda pekerjaan, baik karena malas maupun rasa takut dan cemas karena pekerjaan itu terasa berat, tidak akan menyelesaikan masalah. Yang ada, pekerjaan semakin menumpuk.
Mulai sekarang, untuk menghindari penundaan ini, kamu berjaga-jaga untuk menghindari pula suasana hati buruk dan stres. Caranya? Olahraga, relaksasi, atau melakukan kegiatan menyenangkan lainnya. Dengan mengambil waktu sejenak untuk menyenangkan diri sendiri, kamu terhindar dari rasa takut, tertekan, dan suasana hati kacau. Akhirnya, kamu selalu optimis untuk segera menuntaskan pekerjaan.
6. Hubungan dengan pasangan yang buruk
Tidak jarang orang yang merasa cemas dan depresi itu karena hubungan dengan pasangan yang tidak harmonis. Mungkin pasangannya terlalu posesif dan suka melimpahkan masalah. Sementara orang bersangkutan merasa bahwa dialah biang masalah, alias membenarkan tudingan sang kekasih, tentu saja dengan alasan cinta.
Nah, guys, kembali ke poin ke-3, jangan mau menjadi kalah-kalahan pasanganmu, padahal kamu benar. Hubungan yang sehat seharusnya bisa saling melengkapi dan membangun, bukan justru menyakiti. Jadi, hargailah dirimu sendiri, secinta apa pun kamu pada pasangan. Pun kamu juga menghargainya, sewajarnya. Jangan sampai kamu menjadi korban kekerasan dalam pacaran, ya.
7. Menganggap hidup terlalu serius
Ciri orang seperti ini adalah mudah tersinggung dan tidak bisa luwes terhadap kekeliruan sekecil apa pun itu. Akibatnya, pikiran dan jiwamu dipenuhi energi negatif. Siapa pula yang mau dekat-dekat kamu?
Oh, my... Ayolah guys, hidup ini terlalu indah untuk tidak ditertawakan sesekali. Kalangan medis menyatakan tertawa bisa mengurangi kecemasan dan depresi, lho. Mulai cobalah menonton sitkom atau lawakan yang bisa membuatmu tertawa lepas, dengan begitu hormon bahagiamu bisa lepas begitu saja.
8. Kamu tidak tidur
"Tidur mempengaruhi segalanya, termasuk emosi dan kemampuan mental, seperti dia mempengaruhi tubuh kita," kata Diedra L Clay, PsyD, profesor di counseling and health psychology department di Bastyr University. Dia menambahkan bahwa tidur dapat meregenerasi malfungsi dalam sistem tubuh kita.
Jadi, mulai sekarang, perbaiki jam tidurmu. Ambil tidur nyenyak sehingga energimu bisa kembali terisi.
9. Tidak pernah sendirian
'Me time' itu bukan omong kosong biar kekinian lho, guys. Di tengah hiruk-pikuk kegiatan sehari-hari, kamu tetap perlu menikmati waktu sendiri, benar-benar sendiri. Dengan begitu kamu bisa merenung, relaksasi, dan membahagiakan diri sendiri.
10. Tidak pernah bicara dengan siapa pun
Masih ngotot berteman dengan si A, B, C sampai Z padahal ngomongnya lewat pesan pribadi Facebook atau saling komen di Path? Oh, plis, itu bukan komunikasi yang amat bermakna. Kesannya tidak seintim dan sepenting ketika kamu mengobrol langsung dengan mereka.
Michael Mantell, seorang ahli ilmu perilaku atau behavioral sciences di San Diego, California, Amerika, menyatakan bahwa kebiasaan mengobrol virtual di akun media sosial itu mempengaruhi kemampuan kita mengobrol langsung dengan orang bersangkutan. Sebenarnya kamu merasakan nggak?
11. Tidak bisa hidup tanpa ponsel
Candu terhadap ponsel memang sudah sangat lumrah sekarang ini. Yang tidak lumrah dan bikin kita gelisah adalah jauh dari ponsel seolah akhir segalanya (tidak bisa check in lokasi di Path, tidak bisa upload foto di Instagram, dan lain-lain). Benar kan?
Kebiasaan itulah yang bikin kita sering cemas. Belum lagi ada penelitian yang menyatakan radiasi ponsel bisa mempengaruhi suasana hati dan siklus tidur. Tak heran dong, awalnya mengantuk, eh, karena mengutak-atik ponsel (padahal isinya tidak penting amat) jadi gagal tidur.
Nah, ada baiknya kamu mulai batasi menggunakan ponsel setiap jam, setiap detik. Belajar untuk tidak bergantung pada ponsel.
12. Multitasking
Makan siang sambil pegang ponsel buat ngecek socmed, kerja masih lirik-lirik socmed, belum lagi disambi kegiatan lain. Inilah multitasking, mengerjakan banyak pekerjaan dalam satu waktu. Ini salah kaprah.
Kamu pikir kamu keren dan produktif, padahal gagal total. Yang ada, kamu justru stres dan bingung sendiri mau mengerjakan yang mana dulu.
Nah, maka dari itu, utamakan yang prioritas dulu. Biarkan otakmu fokus pada satu per satu pekerjaan. Supaya otak juga tidak merasa si tuan pemiliknya kejam padanya.
Well, kira-kira kamu masih mau melanjutkan kebiasaan di atas? Kesehatan mentalmu lho!
BACA JUGA:
Diadopsi sejak usia 3 hari, Angeline tak dibuatkan akta kelahiran
Bocah Angeline hilang sejak 16 Mei ditemukan tewas dekat kandang ayam
#RIPAngeline jadi trending topic dunia
Akhir tragis Angeline di gundukan ketiga yang dibongkar polisi
Pilu Angeline diadopsi karena ibu kandung tak ada biaya melahirkan
BACA JUGA:
Seorang ibu pasang iklan mencari 'ayah sementara' untuk anaknya
Tulisan-tulisan bikin ngakak ini hanya bisa kamu temui di tempat kost
Ayah ini ingin 6 anaknya disuntik mati
Kenapa donat bolong di tengah? Ini jawabannya
Dua gunung yang suka digambar zaman SD ternyata beneran ada
BACA JUGA:
Unik, di Jepang ada kuil khusus untuk mendoakan gadget
Mahasiswa ini ciptakan charger smartphone tanpa kabel, hebat betul!
Hebatnya 3 anak muda ini, dalam 2 jam jadikan helm sebagai charger HP
Tinggalkan gadgetmu, ada baiknya kamu mulai coba nulis diary lagi
Posisi pemakaian gadget seperti ini membahayakan tubuh
Pakai banyak gadget bisa bikin kemampuan otakmu cepat menurun
5 Efek membahayakan buat kamu yang sudah kecanduan gadget
BACA JUGA:
Ramai-ramai tua muda nabung demi punya jalan masuk gereja, inspiratif
Sajadah bulu kelinci, pertama di dunia buatan mahasiswa IPB
Selfie saat wisuda, mahasiswa ini ditunda kelulusannya
Anak tukang tambal ban ini hafal Al Quran 30 juz hanya 16 bulan
VIDEO: Rekaman Al Quran tertua di Mekkah dibuat Snouck Hurgronje
Pria ini baca Al Quran saat lampu lalu lintas menyala merah
POPULER:
Kakek ini hidup sebatang kara, setiap hari berkostum Winny The Pooh
Mbah Misari, dulu pejuang kemerdekaan, kini jualan sangkar burung
Nasib Mbah Dul, karena buta aksara harus kehilangan kios, tragis!
Imbalan tak seberapa, Mbah Hadi tetap senang menjadi penenun stagen
Kisah Mbah Srilah jaga tradisi membuat stagen dengan alat tenun kayu
Kesetiaan Mbah Yudo ke Keraton, 12 tahun kerja bergaji Rp 15.000/bulan
Mbah Dumiyo, usia 90 tahun tetap semangat jualan 'es jadul'
Usia senja, Mbah Temo semangat jualan peyek demi untung tak seberapa
Kisah Mbah Sugeng, tak mau minta-minta meski tinggal di kos reyot
Cara ibu membahagiakan kamu lebih dari yang kamu sadari
Gigihnya Mbah Kom, 32 tahun jajakan sapu lidi meski tak melihat