Brilio.net - Nggak bisa bohong deh, kalau ditanya tempat cuci sepatu yang lagi ngehits di Jogja belakangan ini pasti langsung keingetan sama Shoes And Care, ya kan?.
Tempat cuci sepatu yang awalnya cuma ada di Jl Langenastran, kompleks alun-alun selatan, Keraton Yogyakarta ini memang bisa dibilang pionir tempat cuci sepatu di Indonesia, lho. Sejak kemunculannya mulai banyak deh tuh tempat cuci sejenis di Yogyakarta, bahkan di kota-kota lain di Indonesia.
Awal terbentuknya tempat cuci yang sekarang sudah punya delapan outlet di Indonesia ini, menurut Tirta Hudhi, sang pemilik Shoes And Care, ketika ditemui brilio.net, Rabu (29/7), sebenarnya adalah kebetulan yang berbuah manis. Syaelah!
Jadi gegara hujan abu vulkanis Gunung Kelud, Februari 2014 lalu, Tirta yang memang penggila sepatu ini sering dititipin sepatu teman-temannya untuk dicuci. Hasil cucinya yang bikin melongo karena seperti baru beli di toko ini, bikin banyak orang mulai berdatangan untuk mencuci, sampai akhirnya tercetuslah untuk berbisnis tempat cuci sampai sekarang. Tapi siapa sebenarnya sih Tirta ini?
Tirta Hudhi terjun langsung melayani pelanggannya.
Cowok yang punya nama lengkap Tirta Mandira Hudhi ini adalah seorang dokter lulusan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, yang diwisuda pada bulan April yang lalu. Menurut Tirta, ide awal berdirinya Shoes And Care sebenarnya sangat sederhana, kok.
Intinya sih, Tirta penginnya walaupun namanya bisnis, dia bisa tetap melayani sebagaimana dokter melayani para pasiennya. Jadi dengan membuka usaha ini, artinya Tirta juga membantu menolong orang lain untuk tampil ganteng dan cantik dengan sepatu yang selalu terlihat keren. Inspiratif ya? Siapa nih yang mau mengikuti jejak Tirta?.
Recommended By Editor
- Pakan ternak disulap jadi brownies & rainbow cake, menginspirasi!
- Inovasi Sugiyo, ciptakan perangkap tikus dari limbah rantai motor
- Menggiurkannya bisnis olahan bekicot, air bekas rebusannya saja laris
- Dirintis dari dipikul keliling desa, warung sate ini langganan artis
- Tak cantumkan alamat dalam promosi, keripik pisang ini malah laris
- Dua kali bangkrut, pemuda ini akhirnya sukses berbisnis keripik pisang
- Berkat restu ibu, santri ini beromzet Rp 25 juta/bulan dari konveksi