Brilio.net - Jasad Eri Yunanto (21) akhirnya berhasil dievakuasi oleh tim SAR dari kawah Gunung Merapi dan dibawa turun dari puncak Merapi pada Selasa (19/5) siang, untuk selanjutnya dimakamkan. Kesuksesan proses evakuasi tersebut tak lepas dari peran tim SAR yang sigap dan tanggap merespons informasi, serta tangguh menghadapi medan yang sulit dan berbahaya.
Salah satu anggota tim SAR yang berjuang mengangkat jasad Eri adalah Bakat Setiawan atau biasa dipanggil Lahar. Dialah sosok fenomenal yang berani menantang maut dengan turun ke kawah Merapi.
Pada Minggu malam (17/5), Lahar naik ke puncak Merapi dan mulai turun ke kawah keesokan harinya, Senin (18/5) pukul 10.00 WIB. Menuruni tebing kawah Merapi bukanlah yang hal baru bagi Lahar. Sebelumnya, dia pernah dua kali turun ke kawah Merapi untuk pemetaan kawasan rawan bencana.
Sebelum menuruni kawah Merapi, Lahar telah mempersiapkan segala sesuatunya, terutama mental. "Resiko terburuk adalah tim evakuasi justru yang bakal dievakuasi," ujarnya.
Sekitar pukul 10 pagi, Lahar baru bisa turun ke kawah setelah menunggu posisi matahari tegak lurus dengan kawah. Hal ini dimaksudkan agar gas sulfatara terbakar sinar matahari. Dipandu tim Thermal Camp, Lahar kemudian mulai menuruni tebing kawah.
Sebelum melakukan proses evakuasi, Lahar harus memastikan dirinya benar-benar aman. Jika salah memijak permukaan, maka hembusan gas sulfatara yang sangat beracun akan terhirup olehnya. Belum lagi suhu terpanas dalam kawah tersebut yang mencapai 140 derajat celcius, menambah risiko yang bakal dia hadapi.
Alih-alih menggunakan pakaian pengamanan lengkap, Lahar justru tak memakai baju dan sepatu tahan panas dan hanya memakai masker full face. Dia enggan memakai baju dan sepatu tahan panas karena dinilai tidak nyaman. Selain itu, sepatu tahan panas justru membuat pergerakannya kurang leluasa. Padahal, tim butuh bergerak cepat dan tepat.
Untuk mengantisipasi gas sulfatara, Lahar telah mempersiapkan tabung oksigen seberat 10 kg dengan daya tahan selama 1,5 jam. Tabung oksigen tersebut dia gunakan karena pada saat itu kabut mulai turun sehingga sangat sulit untuk bernapas.
Pada pukul 11.30 WIB, Lahar berhasil menyentuh jasad korban dan operasi evakuasi diperpanjang sampai sore. "Alhamdulilah berkat bantuan tim supporting 5 rescuer dari SAR DIY yaitu Endro, Andry Suzanto, Rahmad Diyono, Ridho, dan Mukhsin, Lahar bisa mengangkat korban secara vertikal," tulis seorang saksi mata dalam akun Facebook yang dikutip oleh brilio.net, Rabu (20/5).
Menurut perhitungan Lahar, tidak mungkin turun kedua kali ke kawah. Maka setelah menyentuh jasad Eri, korban kemudian langsung diangkat sampai naik ke titik aman (50 meter dari dasar kawah) menggunakan tali. Di titik aman itu, tali yang dipakai untuk mengerek korban dikunci, kemudian tim naik dan memutuskan untuk dilanjut esok harinya, Selasa (19/5).
HOT NEWS:
Foto perjuangan Tim SAR evakuasi Eri Yunanto menantang bahaya
Bikin jera, polisi paksa pemilik sepeda motor dengerin suara knalpot
Jangan pernah panaskan kembali 6 makanan ini, tak baik bagi kesehatan