Brilio.net - Salah satu sahabat Rasulullah Muhammad SAW yang mempunyai peran besar dalam terlaksananya salat adalah sahabat Bilal bin Rabah. Sejak pelajaran agama Islam di SD sudah banyak disebutkan bahwa Bilal merupakan muazin handal Rasulullah.

Ia mempunyai badan hitam, kekar, dan suara yang lantang. Di balik kesetiaannya yang begitu kuat terhadap Nabi Muhammad SAW, Bilal dulu harus melalui cobaan berat dari majikannya saat ia awal-awal mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW.

Dikutip brilio.net dari buku "60 Orang Besar di Sekitar Rasulullah SAW" Rabu (17/6), Bilal merupakan seorang Habsyi berkulit hitam. Takdir membawanya menjadi seorang budak dari Bani Jumah di Kota Makkah.

Saat Bilal mendatangi Rasulullah dan meminta untuk diislamkan, berita keislaman Bilal seketika menyebar ke seluruh penjuru. Majikan Bilal, Umayyah bin Khalaf, lalu memberikan siksaan kepada Bilal agar ia mau kembali menyembah berhala. Dalam keadaan telanjang ia dibaringkan di atas batu yang panas membara agar ia mau meninggalkan Islam, tapi ia menolak.

Ia kemudian dilemparkan di hamparan padang pasir yang membara dalam keadaan telanjang. Beberapa orang juga meletakkan batu yang panas menyala di atas tubuh dan dada Bilal. Siksaan itu berlangsung setiap hari. Tapi pendirian Bilal tak juga berubah. Padahal bisa saja ia mengucapkan dengan lisan tanpa meyakini dalam hati tentang berhala itu.

Bilal menolak menuruti keinginan mereka. Justru kata "Ahad... Ahad" yang meluncur dari bibirnya. Para algojo yang menyiksa Bilal pun marah. "Katakan olehmu Latta, Uzza!" kata para algojo sambil murka.

Bukannya mengikuti, Bilal malah melontarkan kata-kata yang membuat orang yang menyiksanya kesal. "Sungguh lidahku tak fasih mengucapkannya!" kata Bilal. Karena hal itu, Bilal lalu dirantai lehernya, lalu dimintalah anak-anak kecil untuk mengaraknya keliling Kota Mekah.

Umayyah bin Khalaf yang merupakan majikan Bilal sangat murka terhadap tindakan Bilal itu. Karena kekerasan tak membuahkan hasil, maka Umayyah bin Khalaf menggunakan cara lain. Mereka berpura-pura menaruh belas kasihan kepada Bilal untuk mengelabuinya. Tapi Bilal tetap tegug. "Ahad... Ahad," kata itu tetap yang terucap dari Bilal.

Hingga saat siang hari Bilal dibawa ke padang pasir untuk disiksa, tiba-tiba datang Abu Bakar As Shidiq. "Apakah kalian akan membunuh seorang laki-laki karena mengatakan Tuhanku adalah Allah?" kata Abu Bakar. Kemudian ia meneruskan, "Terimalah ini sebagai tebusannya, lebih tinggi dari harganya dan bebaskan ia!"

Begitulah keteguhan hati Bilal dengan ajaran Nabi Muhammad SAW. Meskipun dipanggang di atas batu yang panas secara telanjang, dipanaskan di padang pasir, hingga dirantai dan diarak di jalanan Kota Mekah, ia tetap tak mengubah pendiriannya. Hingga akhirnya datang Abu Bakar memerdekakannya.

Setelah Rasulullah dan kaum muslimin hijrah ke Madinah dan mensyariatkan seruan untuk melakukan salat, maka diangkatlah Bilal yang mempunyai suara lantang menjadi orang yang mengumandangkan seruan salat pertama kali.