Brilio.net - Memiliki hasrat melakukan kegiatan sosial yang sangat kuat dirasakan Dwi Wahyu Arif pada akhir 2008 silam. Tak mau keinginannya sekadar wacana, dia pun cepat bertindak.
Diajaklah teman-temannya untuk melakukan sebuah kegiatan sosial di panti asuhan. Sayangnya, niat baik tersebut bertepuk sebelah tangan, Arif pun terpaksa melakukan metode gerilya dimana hanya satu atau dua orang saja yang ia ajak untuk melakukan brainstorming yang dilanjutkan dengan penyatuan ide.
Siapa sangka, perjuangan gerilya ini membuahkan hasil. Sebuah organisasi sosial akhirnya dibentuk oleh Arif bersama beberapa temannya, melahirkan Komunitas Senyum atau Senyum Community (SC).
"Pertemuan perdana komunitas ini diadakan pada 22 Januari 2009 dan dihadiri oleh seluruh anggota Senyum Community yang saat itu hanya terdiri dari 7 orang pemuda," tutur Akbar, salah seorang pengurus kepada brilio.net, Rabu (1/7).
Akbar menceritakan, ketujuh orang tersebut adalah alumni mahasiswa Psikologi dari sebuah universitas di Yogyakarta. Keinginannya untuk berbagi dan berkontribusi pada negerinya ternyata membuahkan hasil. Komunitas yang dulunya hanya bergerak untuk sekedar berbagai senyum kepada anak yatim dan anak berkebutuhan khusus, kini semakin besar.
Di usianya yang baru enam tahun, komunitas ini sudah memiliki puluhan relawan dan program tahunan yang bervariasi. Tidak hanya sekadar mengajar panti asuhan, komunitas ini juga kini telah mampu mendistribusikan bantuan logistik kepada anak-anak yang membutuhkan.
Selain itu, Senyum Community juga melakukan program pelatihan yang bertujuan mengembangkan minat dan bakat anak-anak didiknya. Akbar menambahkan, ia bersama teman-temannya, tak ingin masyarakat beranggapan bahwa anak di panti asuhan tak banyak yang memiliki bakat yang bisa diandalkan.
Bukan hanya memberikan pelatihan, Komunitas Senyum juga menyelenggarakan pementasan sebagai wujud apresiasi kepada anak didiknya. Festival yang disebut Setia Fest, digelar guna menjadi sarana ajang pertunjukan bakat, yang dimiliki masing-masing anak.
Selain itu, ada juga program Senyum Community Ramadan khusus untuk kegiatan bulan Ramadan, Senyum Youth Camp untuk pelatihan kepemimpinan bagi anak terpilih, Senyum Mengajar untuk relawan yang ingin mengajar di panti asuhan, serta program Senyum Sehati untuk menjadikan mereka sebagai adik asuh relawan.
"Kami tidak ingin mereka termarjinalkan, kami ingin menunjukkan bahwa mereka juga memiliki bakat dan layak untuk ditampilkan,"tutur Akbar.
Kini komunitas anak-anak muda ini sudah menggandeng lebih dari 20 panti asuhan di Yogyakarta, yang dijadikan mitra program komunitas. Mereka terus meningkatkan kualitas dan kuantitas programnya, dengan misinya untuk selalu menginspirasi dan memberdayakan generasi muda menjadi kreatif, mandiri, dan peduli.