Brilio.net - Pada umumnya buaya bersifat agresif. Apabila ada manusia di dekatnya buaya akan langsung memburunya. Namun, di Paga, kota kecil di bagian utara Ghana yang berbatasan dengan Burkina Faso, kamu bisa menemukan spesies yang terkenal paling predator ini dalam keadaan jinak. Di kolam buaya Paga yang terbentuk secara alami, tidak seorang pun merasakan ketakutan ketika berhadapan langsung dengan buaya.
Dilansir brilio.net dari amusingplanet.com, Minggu (3/5), buaya-buaya di sana respek terhadap pengunjung. Penduduk asli setempat mempercayai bahwa jiwa mereka bertaut dengan jiwa buaya. Jika salah satu tokoh penduduk meninggal, maka akan diikuti dengan kematian buaya Paga.
Cerita rakyat setempat menyebutkan bahwa dahulu kala ada seorang pemburu yang terjebak di dalam suatu kolam akibat dikejar-dikejar singa. Pemburu kemudian mengadakan perjanjian dengan buaya di dalam kolam bahwa dirinya beserta keturunannya tidak akan memakan buaya di kolam tersebut jika si buaya mau menolongnya dari kejaran singa.
Kesepakatan pun akhirnya terjalin dan si buaya mengantarkan pemburu menyeberangi kolam. Sang pemburu kemudian membangun desa dan tinggal di sana.
Versi lain menceritakan, seseorang bernama Nave meninggalkan rumahnya di kota Leo di Burkina Faso dan merantau ke suatu negara. Dia kemudian tersesat dan ketika mencari air ia bertemu dengan buaya yang memandunya menemukan sumber air. Nave menjadikan lokasi itu sebagai pemberhentiannya. Lokasi inilah yang kini diketahui sebagai Paga. Dia kemudian menghukumi diri dan keturunannya untuk tidak memakan buaya.
Ada dua kolam buaya di Paga, yaitu kolam Chief dan kolam Zenga. Supaya buaya keluar dari kolam, perlu dipancing dengan ayam hidup. Orang-orang dapat mengambil gambar ketika sedang duduk di punggung buaya tanpa perlu takut untuk dimangsa.
Kamu tertarik liburan ke sana dan berselfie ria dengan para buaya jinaknya?