Brilio.net - Perjodohan. Sebuah kata yang menjadi momok bagi sebagian orang. Meski zaman terus berubah, teknologi makin canggih, namun sepertinya belum mampu merubah cara berpikir pada orangtua yang memiliki anak gadis. Seperti yang dirasakan oleh lelaki asal Cirebon, AS (23). Gadis pujaan hatinya, IM (22) punya latar belakang keluarga yang masih kental dengan tradisi perjodohan.

Bisa dibilang IM adalah cinta pertama bagi AS. Lewat perkenalan oleh sepupu IM, NG (24), saat mereka masih berseragam putih abu-abulah rasa cinta itu mulai bersemi di hati AS. Semenjak itu, selama 2 tahun AS dan IM sering menghabiskan waktu bersama, Mereka melakukan hal-hal sederhana layaknya sepasang kekasih seperti makan dan nonton film. Tapi mereka tak pernah berpacaran, karena IM yang memang tak mengenal istilah pacaran dalam kamus hidupnya.

Selain itu, dalam tradisi yang diyakini oleh keluarga IM memang tidak membolehkan istilah pacaran. AS pun lebih memilih memendam perasaanya. Hingga pada akhirnya pada tahun 2012, IM harus kuliah di salah satu perguruan tinggi di Bekasi menjadi awal dari kerenganggan hubungan mereka. Komunikasi menjadi semakin sulit, kesibukan IM di perkuliahan membuat hubungan mereka makin rumit.

Awalnya, ini jadi kegalauan tersendiri bagi AS yang harus jauh dari IM sehingga tidak bisa menghabiskan waktu sesering saat masih sama-sama dekat, dulu. Dari situ, AS mulai membuka hati dan mencoba menjalin hubungan dengan wanita lain sampai dua kali. Sayangnya, sosok IM masih saja sulit dilupakan dan tak tergantikan dalam hidupnya.

Ingatan tentang IM yang tak pernah hilang seolah makin memperparah kerinduan yang AS rasakan. Hingga akhirnya Tuhan mengobati kerinduan AS pada wanita pujaan hatinya lewat sebuah pertemuan lagi di awal tahun 2015. Saat itu IM kembali pulang ke Cirebon setelah menyelesaikan kuliahnya. Tak dapat dihindari, mereka menjadi sering berkomunikasi dan semakin dekat hari demi hari.

Akan tetapi, ketika Ayah IM meninggal bulan September 2015 lalu, hubungan AS dan IM seolah kembali diuji. Sejak Ayah IM meninggal, AS jadi makin sering berkunjung ke rumah IM dan membawakan makanan, terlebih saat acara tahlilan. Lewat pertanyaan yang bertubi dari kakak IM untuk mengetahui maksud kedatangannya, AS pun mengungkapkan isi hatinya pada IM yang selama ini terpendam.

Dengan tegas, kakak IM pun menjelaskan pada AS untuk tidak terlalu berharap memiliki hubungan lebih lanjut dengan IM. Pasalnya IM akan dijodohkan dengan seorang lelaki hasil pilihan keluarganya.

Tentu, mendengar hal ini bukan rahasia lagi bagi AS. Tapi yang masih menjadi ganjalan hatinya adalah lelaki yang akan dijodohkan dengan IM belum pasti siapa orangnya dan seperti apa. Didukung sikap dan respon IM selama ini yang menurut AS selalu baik dan selalu mau diajak pergi dengannya makin memperkuat bahwa perasaan cintanya pada IM masih bisa diperjuangkan.

Meski tak bisa dipungkiri bahwa sikap IM menjadi sedikit berbeda semenjak kakaknya berbicara pada AS. Tapi tak menyurutkan segala upaya AS untuk meyakinkan IM tentang keseriusannya.

"Aku tahu perjodohan ini bukan murni dari kata-kata dan keinginan dia. Aku bisa melihat dari kedua matanya. Makanya saya berencana ingin silaturahim ke rumahnya lagi dan bertemu ibu dan kakaknya," ujarnya kepada brilio.net melalui telepon bebas pulsa 0-800-1-555-999, Jumat (9/10).

Cerita ini disampaikan oleh AS melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu.