Brilio.net - Siang itu Mbah Sarno (65) tanpa lelah terus mengayuh sepeda tuanya menyusuri jalanan kota Yogyakarta. Sesekali dia berhenti di bawah pohon untuk berteduh atau sekedar menenggak air yang dibawanya dari rumah.
Sudah berpuluh-puluh tahun Sarno menjalani profesi ini. Baginya setiap hari adalah bekerja demi menyambung hidup. Saat ditemui brilio.net siang itu, Sarno sedang mangkal di kawasan Mandala Krida. Dia dengan tekunnya sedang mengerjakan sepatu seorang pelanggan.
Ada yang unik dari sosok Mbah Sarno ini. Selain menjual jasa sol sepatu kesempatan berinteraksi dengan pelanggan dia manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Selagi mengerjakan sepatu pelanggannya, dia meminta pelanggannya untuk menuliskan nama dan merek mobil mereka pada sebuah notes yang telah dibawa Sarno dari rumah. Tentunya hampir semua pelanggan yang memiliki mobil terheran-heran dengan permintaan Sarno.
Pada bingung mbak kalau saya suruh nulis, mesti terus tanya buat apa, ujarnya tanpa memalingkan muka dari pekerjaannya.
Lalu untuk apakah seluruh catatan tersebut? Jawabannya adalah untuk diperlihatkan kepada cucu laki-lakinya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Semua catatan itu digunakannya untuk memotivasi sang cucu untuk belajar dengan tekun agar kelak bisa menjadi orang sukses seperti pelanggan-pelanggannya yang bermobil.
Saya ndak bisa ngasih apa-apa mbak, cuma pakai cara kayak gini saya bisanya. Ben putuku sesuk ora dadi koyo mbahne, mung tukang sol sepatu (agar cucu saya besok tidak menjadi seperti kakeknya, hanya jadi tukang sol sepatu), katanya sambil tertawa.
Sarno juga mengatakan bahwa bukannya dia gila harta, namun mobil tersebut hanya sebagai simbolis agar mudah menjelaskan kepada cucunya yang masih SD tersebut. Sarno juga mengungkapkan bahwa saat ini cita-citanya bisa membeli ponsel berkamera, agar dapat memoto mobil-mobil pelanggannya.
Ya kan kalau ada gambarnya lebih bagus mbak, biar cucu saya lebih seneng terus lebih rajin sekolah, jelasnya sambil tersenyum.
Yang dilakukannya ini memang sangat sepele, mungkin bahkan tidak pernah terpikirkan di kepala kakek-kakek yang lainnya. Keinginannya untuk terus memotivasi cucunya ini perlu diacungi jempol walaupun memang hanya dengan cara yang sangat sederhana. Semoga cita-citamu untuk membeli HP berkamera tercapai ya, Mbah!