Brilio.net - Berjajar di pinggir jalan bak pepohonan, mungkin itulah yang di gunakan untuk menggambarkan petugas polisi yang melakukan pungutan liar (pungli). Bahkan petugas ini tidak mau kalah dengan internet 24 jam, tidak peduli pagi buta atau malam hari, mereka tetap minta uang. Pungli sudah layaknya ‘upeti’ untuk sebuah kerajaan yang susah untuk dibasmi.
Dodi (nama samaran) sudah menjalani profesi sebagai sopir truk di usia 20-an. Hingga berumur 50 tahun, pria Palembang ini juga masih menekuni pekerjaannya. “Sampai saat ini tidak ada yang berubah, mereka (polisi) tetap menarik pungli di mana-mana,” ungkapnya kepada brilio.net melalui sambungan bebas pulsa 0800-1-555-999, Rabu, (21/10).
Rute yang dilalui oleh Dodi tidak selalu sama. “Terkadang Palembang - Jakarta, kadangkala ya cuma antar kota dalam provinsi Sumatera saja,” tuturnya. Akan tetapi, suara Dodi berubah menjadi gelombang keresahan saat menceritakan pungli. “Bayangin saja, setiap Tanda Pembayaran Retribusi (TPR) dan juga Patroli Jalan Raya (PRJ) harus bayar mulai dari puluhan ribu hingga ratusan,” tandasnya. Bahkan banyak lagi pungutan yang tidak resmi yang membuat dompetnya jebol.
Sekali jalan, satu rute Dodi memang dibekali uang oleh pengelola truknya. “Kalau ke Palembang - Jakarta, biasanya dikasih 9 juta,” jelasnya. Dari jumlah tersebut, Rp 5-6 juta untuk membeli bahan bakar, 1 juta untuk makan bersama dengan kernet, 1 juta untuk biaya timbangan kendaraan, dan 1,6 juta untuk membayar biaya penyeberangan untuk masuk pelabuhan. Untuk setiap TPR, ongkosnya juga bervariasi, mulai dari 8 ribu hingga 10 ribu.
Dengan rincian biaya tersebut, dia merasa pontang-panting jika harus membayar pungli di setiap jalan yang dilewati. “Kalau tidak bayar, kita sering dipersulit bahkan polisi juga mencari kesalahan yang lain,” ungkapnya.
“Apalagi gaji saya cuma 2 juta setiap trip, itu saja belum bayar kernet,” jelasnya. Dalam setiap perjalananya dari Palembang ke Jakarta biasanya memerlukan 20 hari sudah termasuk bongkar pasang muatan.
Dia sangat kesal karena memang harus membayar pungli di banyak titik. “Kalau banyak yang narik, ya saya pakai uang sendiri kalau uang saku sudah habis,” tandasnya.
Cerita ini disampaikan oleh Dodi melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu.
Recommended By Editor
- Mawar: Aku prihatin keadaan di Pekanbaru, di Deli saja sudah tersiksa
- Boss dua perusahaan ini dulunya cleaning service, Keren!
- Santri ini jadi bahan tertawaan gara-gara pakai sarung tapi bersepatu
- Percaya atau tidak, berwudlu bisa tingkatkan prestasi sekolah anak
- Ingin menikah muda nggak direstui, Rahma pilih bekerja untuk keluarga