Brilio.net - Nursehatun (28) harus berjuang keras untuk menjaga rumah tangganya tetap utuh. Kondisi ekonomi yang tidak mudah membuat dia dan suaminya harus tinggal bersama orangtuanya di Jakarta Utara. Pada awalnya, tinggal bersama orangtua tidak begitu sulit dan cukup nyaman, namun setelah beberapa bulan dilalui dia mulai menemui permasalahan saat suaminya tidak lagi bekerja dan jarang pulang.
"Awalnya kami dapat melaluinya bersama-sama namun semuanya menjadi berbeda saat suami saya mulai tidak bekerja dan ibu saya mencoba menasehati suami saya tapi dia merasa nasehat ibu itu adalah hinaan," cerita ibu satu anak ini kepada brilio.net, Jumat (2/10) malam. "Demi anak saya, saya akhirnya menuruti suami saya pindah ke Sumenep Madura lalu kemudian tinggal bersama kakak suami saya yang juga telah berkeluarga."
Nur yang berharap bahwa meninggalkan keluarganya di Jakarta dan ikut bersama suaminya ke Madura akan menjadi solusi baru dan dapat hidup lebih baik, ternyata kenyataannya tidak sesuai dengan harapan. Tinggal di rumah saudara suaminya malah semakin membuat Nur tersiksa.
"Tinggal bersama ipar bukan hal yang mudah, saya dipaksa untuk mengerjakan semuanya dan tidak jarang saya dicaci maki dan suami saya tidak bisa melakukan apa-apa," ujar wanita yang memiliki anak berusia satu tahun ini.
Setelah mencoba bertahan beberapa bulan, akhirnya Nur memutuskan untuk pulang ke rumah orangtuanya di Jakarta dan meninggalkan suami serta anaknya. Dia tidak tahan dengan tekanan psikologis yang harus dihadapi selama serumah dengan kakak iparnya. Suaminya yang bergantung pekerjaan dan penghasilan kepada kakaknya tidak dapat berbuat apapun dan membiarkan Nur kembali ke Jakarta.
Lebih menyedihkan lagi, Nur kembali ke Jakarta dalam keadaan hamil tiga bulan. "Suami saya tidak bisa lagi menjadi tumpuan bagi saya, saya berharap cukup saya yang mengalami hal ini, semoga wanita di luar sana lebih berpikir panjang lagi sebelum memutuskan untuk menikah sebelum mapan," tandas Nur.
Dari kisah Nur ini dapat dipetik pelajaran bahwa pernikahan membutuhkan segala persiapan mulai dari kesiapan batin hingga finansial. Sehingga setelah menikah dapat hidup mandiri dan tidak bergantung kepada keluarga.
Cerita ini disampaikan oleh Nursehatun melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu.
Recommended By Editor
- Adik serakah harta warisan, kakaknya terpaksa hidup dalam kekurangan
- Meme pernikahan yang bakal bikin kamu pengen awet muda terus
- 4 Kebingungan yang sering muncul ketika keputusanmu ditentang orangtua
- Para ibu ini memenjarakan anak kandungnya yang ketahuan mencuri
- Hubungan harmonis para artis dengan anak tirinya, siapa saja mereka?
- Hai cowok yang bersaudara cewek, ini yang dirasakan saudaramu padamu
- Kematian tak akan menghapus rasa cinta, foto ini buktinya!
- Yatim piatu & tanpa kaki, gadis ini buktikan bisa mandiri kuliah
- Ini pendapatan minimal pemuda Jakarta jika ingin menikahi pacarnya
- Hal sepele ini selalu bikin berantem kakak-adik, kamu pasti ngalami!
- Ini sensasi punya adik dengan jarak usia terpaut jauh, duh!
- Suami beli online, istri cemburu & labrak penjual karena 3 huruf ini