Brilio.net - Era digital saat ini membuat kita harus waspada terhadap bahaya internet. Banyak yang berpendapat, internet adalah penyelamat, tapi bisa juga sebagai perusak. Meskipun pemerintah telah menyediakan internet positif untuk menangkal situs pornografi dan perjudian, ternyata masih banyak situs-situs yang luput. Situs pornografi dan perjudian pun masih mudah diakses oleh pengguna internet semua umur, termasuk anak-anak.
Prihatin terhadap hal itu, tiga mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes), menciptakan alat filter bernama Teknonet Home. Mereka adalah Wahyu Unggul Satriawan, Dhoni Saputro, dan Ardhi Firmansyah. Dengan alat buatan mahasiswa Unnes, jaringan internet dari konten yang tak dikehendaki bisa dibersihkan.
“Tidak hanya pornografi dan perjudian, tapi malware dan iklan. Produk ini cocok untuk user internet rumah, kantor, dan terutama sekolah dan kampus,” kata Wahyu, seperti dikutip brilio.net dari situs resmi Unnes, Jumat (25/9).
Wahyu mengungkapkan jika sejauh ini penyedia bandwith tidak melakukan filtering secara ketat dan serius terhadap konten pornografi maupun pornografi. Penyedia bandwith lebih mengungkapkan keuntungan. Hal tersebut membuat akses internet di rumah dan sekolah, utamanya yang digunakan anak-anak di bawah umur masih rentan.
"Meskipun pemerintah telah menyediakan Internet Positif, masih banyak situs porno dan perjudian yang bisa diakses dari rumah dan sekolah. Karena itu, Teknonet Home tetap diperlukan,” ungkapnya.
Untuk melakukan filterisasi secara ketat, Wahyu menggunakan tiga elemen, yakni Mikrotik, PC Proxy Server, dan Akses Point. Pendistribusian koneksi Teknonet Home menggunakan wireless dari rumah ke rumah yang sebelumnya telah dilakukan penyaringan.
Salah satu keunggulan Teknonet Home adalah updatenya yang dilakukan setidaknya sekali dalam sepekan. Hal itu dilakukan karena situs pernografi dan perjudian juga silih berganti muncul. Penyedia jasa ini juga segera merespon jika ada pelanggan yang melaporkan konten tidak sehat yang masih lolos.