Brilio.net - Semeru, salah satu gunung dengan puncak tertinggi di Jawa 3.646 meter di atas permukaan laut (Mdpl), memiliki keindahan alam yang menakjubkan. Tak heran jika gunung ini menjadi salah satu gunung favorit pendakian banyak pendaki. Namun, keindahan alam yang menakjubkan di Semeru bukanlah perkara sepele untuk dinikmati, beberapa tahun belakangan ini gunung semeru sudah beberapa kali memakan korban. Bahkan dalam dua hari terakhir terjadi tiga kasus kecelakaan pendakian.
Kasus terbaru adalah tewasnya pendaki atas nama Dania Agustina Rahman (19), asal Jalan AR Hakim Perbata Nomor 4 RT 04 RW 04 Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Dania dikabarkan tewas pada Rabu (12/8). Pada hari itu juga ada seorang pendaki yang dilaporkan mengalami patah kaki, yaitu M Rendika (20), warga Deli Serdang, Sumatera Utara.
Pemberitahuan atas tewasnya Dania dan terlukanya Rendika ini disampaikan kepada tim SAR yang sedang melakukan pencarian pendaki lain yang hilang pada Selasa (11/8). Pendaki yang hilang itu atas nama Daniel Saroha (31), asal Kampung Bojong Jengkol RT 002 RW 010 Desa Cileubut Barat, Bogor, Jabar.
Pihak TNBT berasama tim SAR pada Rabu (12/8) pagi langsung melakukan evakuasi terhadap Dania dan Rendika. "Pendaki yang meninggal di Semeru telah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Hariyoto Lumajang," kata Hermono, salah seorang kantor perwakilan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Malang di kawasan Coban Trisula kepada brilio.net, Kamis (13/8). Pihak TNBTS sudah menghubungi keluarga korban di Sukabumi.
Jasad Dania ditemukan di titik antara pos Kalimati dengan puncak. Diduga Dania terperosok saat hendak mendaki puncak Semeru.
Sedang korban terluka, M Rendika, sudah dievakuasi ke RSU Syaiful Anwar, Malang. Belum diketahui apa yang menimpa para korban. Diduga terperosok di sekitar Mahameru.
Sedangkan, mengenai nasib Daniel (31) sendiri, hingga saat ini tim SAR belum berhasil menemukannya.