Brilio.net - Urusan sanitasi berupa jamban sepertinya sepele. Tapi ternyata negara Indonesia belum bisa mengatasi masalah tersebut. Nyatanya, Indonesia masih berpredikat negara ke-2 dengan sanitasi terburuk di dunia. Hal itulah yang membuat dokter Budi Leksono (52) ingin membangun program jambanisasi massal di Indonesia.

Jika tahun ini dia mentargetkan bisa membangun 1 juta jamban, maka tahun depan dokter asal Semarang ini berharap bisa membangun 5 juta jamban bagi penduduk Indonesia.

Kepada brilio.net, Sabtu (12/9), lulusan Queensland University Australia ini mengungkapkan jika rakyat miskin kebanyakan masih kesulitan untuk membangun jamban. Sulitnya air menjadi salah satu penyebab keengganan mereka membuat jamban kloset. Mengatasi hal itu, ia pun menawarkan jamban amfibi.

Jamban amfibi menawarkan konsep yang simpel. Saat tersedia air, maka kloset ditempatkan pada jamban. Sedangkan saat musim kemarau dan tidak ada air, maka kloset bisa diangkat dan jamban digunakan secara langsung seperti WC semplung.

"Selain praktis biayanya juga murah, hanya butuh sekitar RP 300 ribu untuk satu jamban," terang bapak empat anak ini.

Meski mempunyai niat yang mulia, ternyata programnya tak serta merta diterima oleh pemerintah terkait saat itu. Pria kelahiran 6 Maret 1963 ini bahkan mengaku pernah mengirimkan surat kepada Presiden RI terkait urgensinya menyelesaikan masalah jambanisasi nasional, tapi ternyata tak ada respon sama sekali.

Meski begitu ia tak mengendurkan niatnya. Lewat Yayasan Wahana Bakti Sejahtera miliknya, ia bangun sendiri program jamban itu di beberapa kelurahan di Semarang. Setelah berhasil membangun 1.500 jamban di 18 kelurahan, barulah Walikota Semarang kepincut untuk membangun 5000 jamban.

Perjuangannya untuk membuat jambanisasi nasional tak berhenti. Ia kemudian menaawarkan konsep ini kepada TNI AD dan Kementerian Sosial.

"Di TNI AD kan ada program TNI Manunggal Membangun Desa atau TMMD, saya tawarkan program ini kepada mereka dan akhirnya disetujui," kata dosen luar biasa Universitas Diponegoro dan Griffith University Australia ini.

Beberapa bulan lalu tawaran kerjasama dengan Kementerian Sosial pun berujung manis. Akhirnya, tahun ini telah ditandatangani kesepakatan membangun 1 juta jamban di 60 kabupaten bersama TNI AD dan Kementerian Sosial.

Dia pun berharap hingga tahun depan bisa berhasil membangun 5 juta jamban di seluruh Indonesia dengan bantuan-bantuan pihak-pihak lainnya. Jika masalh jambanisasi rampung, Doktor lulusan Universitas Diponegoro ini berharap penyakit pencernaan seperti diare dan disentri yang merupakan salah satu penyebab kematian dapat diatasi.